LUPA??? iyaSiapa Bilang Masalah?

Suara vespa yang terus merongrong benar-benar mengganggu. Hampir aku mati ide. Terdiam beberapa saat. Mencoba mencari lagi lubang inspirasi yang sudah kutandai. Ah, lupa memang suatu kewajaran. Kadang menyebalkan. Tapi, sekali lagi, Tuhan memang adil. Bahkan lupa pun tidak sia-sia, kecuali kalau kita memilih untuk menyia-nyiakannya. Kembali lagi, semua hanya tentang pilihan.
Ya, aku memang lupa mau menuliskan tentang apa. Sambil mengingat, aku asyik saja mengetik apa yang ada di pikiranku. Menulis hanya tentang menulis, termasuk menulis bahwa kita sedang lupa dengan apa yang akan kita tulis. Entah, sekarang tiba-tiba aku jadi ingin menulis tentang sebuah kata yang unik: LUPA. (Tuh kan semua bisa jadi inspirasi? )
Suara vespa merongrong lagi, kali ini semakin pelan, menjauh. Ia pergi bersama pengendaranya. Ah, apa pentingnya sebuah vespa. Hei, apa pentingnya? Tidak ingatkah bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini? Mungkin Tuhan memperdengarkan suara raungan vespa tadi untuk mengantarkanku pada sebuah inspirasi bernama LUPA.
Lupa, seperti yang saya bilang tadi merupakan sesuatu yang sangat menjengkelkan. Bagaimana nggak jengkel bin sebel kalau semaleman udah ngapalin berbab-bab tiba pas ujian lupa, keteteran semua. Bagaimana nggak sebel bin gondok kalau pas lagi masak ikan kita tinggal pergi bentar lalu gosong hanya gara-gara kita lupa kalau lagi masak ikan. Bagaimana nggak gondok bin nyesel kalau kita udah apaaaaaaal banget sama namanya rumus rata-rata, standar deviasi, varian, dan segala tetek bengeknya, tapi pas ujian dapat jeblok cuma gara-gara lupa ngasih kuadrat pas ngitung di kalkulator. Bagaimana nggak nyesel bin sesek kalau sebuah persahabatan menjadi bermasalah hanya gara-gara kita lupa memenuhi amanat sahabat untuk mengambil cuciannya, alhasil cucian sahabat kita basah semua kaya pohon dan kebun pas ada tik-tik bunyi hujan di atas genting, lalu sahabat kita tidak bisa ikut wawancara magang dan diundus satu semester lagi, dan terpaksa dapat nilai jelek, dimarahin orang tua lagi. (oke yang ini kayaknya lebay, hehe. ^^V )
Apapun jenis lupanya, minumnya tetap teh botol S**ro. Nah lho? Iya kalee, gimana kalau juga lupa minum teh botol *os**?? Haha, lewat. Lupakan. Hanya sedikit intermezzo. Lupa umumnya memang menjengkelkan, sangat menjengkelkan, menyebalkan, menyesakkan, membuat orang menyesal dan bla..bla..bla.. Eits, itu kalau kita memaknainya demikian, kawan? :) Lupa bisa jadi senjata bonus untuk Tuan (bukan senjata makan Tuan) kalau kita mau menjadikannya demikian. Aku sedang belajar untuk itu.
Pernah nggak sih kita belajar berpikir lain dari apa yang biasanya orang pikirkan? Kita bisa mengambil banyak kesempatan, hikmah, dan manfaat dari sebuah kata bernama lupa. Ketika kita lupa kalau hari ini harus pergi bareng sama temen misalnya. Mungkin Tuhan sedang melindungi kita. Bisa jadi kan, ketika kita pergi ternyata terjadi sesuatu pada diri kita yang tidak kita sadari. Ketika kita lupa mengembalikan buku ke perpustakaan, otomatis denda melilit dompet. Hikmahnya? Kita menambah pemasukan untuk perpustakaan, bisa jadi uang denda kita dibeliin buku bagus yang entah hari ke berapa setelah kejadian denda kita, ada adek kelas yang tersenyum karena menemukan referensi untuk tugasnya. Ketika kita lupa mengunci pintu kamar dan kemudian ada kucing mencuri ikan jatah makan malam kita, maka lupa kita menjadi jalan sedekah kita. Jalan sedekah kita kepada makhluk Allah yang lain. (Ya kalau kucing yang nyuri ikan, kalau manusia nyuri yang lain??? Haha, menurutku itu hak prerogatif Tuhan untuk menjadikan kita lupa, agar kita belajar dari lupa.)
Bagiku, yang menganut paham bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, percaya bahwa lupa juga bukan merupakan kebetulan. Lupa merupakan ‘sesuatu’ (saya bingung menyebutnya apa, sepertinya kata ‘sesuatu’ paling tepat) yang sangat halus dan tidak kita sadari, dan tiba-tiba terjadi begitu saja. Lalu kita akan ingat apa yang terlupa setelah akibat dari lupa itu kita rasakan. Lupa hanya perlu dimenej dengan lebih baik. Dan lupa mungkin juga cara Tuhan mengingatkan hamba-Nya, agar belajar, bahwa semua adalah pelajaran dan tidak ada yang sia-sia. Dan lupa adalah hak prerogatif Tuhan untuk menyematkannya di kepala siapa saja, termasuk seorang jenius sekalipun. Mungkin, lupa  adalah representasi atas perbuatan-perbuatan kita yang lalu.
Well guys, tapi lupa tidak selamanya menyebalkan kok. Bayangkan deh kalau nggak ada kata LUPA di dunia ini? Kita terus saja mengingat hal-hal menyedihkan. Kita terus saja mengingat sakitnya jatuh dari sepeda pas umur 5 tahun sampai sekarang. Kita terus saja inget tragedi-tragedi buruk dalam episode hidup kita. Dan masih banyak lagi. Kita bakal jadi manusia penuh traumatis dan tidak berani menghadapi hari depan. Bahkan, kita bisa jadi gila, lalu mati gara-gara depresi akut. Ih ngeriiiiii.. :D
lupa dan apapun yang ada di dunia ini semuanya sudah diatur oleh-Nya, semuanya terjadi begitu saja, sepaket dengan hikmah yang didesain unik, yang bahkan mungkin tidak pernah kita sadari. :)