Info

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Coretan Pujita Kiki Maulana - saya senang Anda berada di sini, dan berharap Anda sering datang kembali. Silakan Berlama - Lama di sini dan membaca lebih lanjut tentang artikel dunia islam (Blogging, Peneyejuk Hati, Goresan Hati, Mengenal Neraka; Goresan hati Dan Lain Lain) yang Kami susun. Ada banyak hal tentang kami, Anda mungkin akan menemukan sesuatu yang menarik

Sekilas Tentang Pujita Kiki Maulana

Nama saya Pujita Kiki Maulana, Saya Bukan Seorang Blogger, Desainer atau Apapun Tapi Saya Hanya Seseorang Yang Ingin Selalu Belajar dan Ingin Tahu Sesuatu Yang Baru...

Sahabat Dimana Engkau Berada

SAHABAT
Sahabatku adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati
hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan

Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan
yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian

Wahai angin pengembara
kabarkanlah kepadaku tentang dirinya

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri
dalam kesegaran

Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun
yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun
hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun
dalam kesucian

Sahabatku adalah untaian intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan

Wahai burung duta suara
ceritakanlah kepadaku tentang kehadirannya

Yuk Menyambut Marhaban Ya Ramadhan

Mari kita sambut ramadhan dengan hati yang senang karena tamu yang mulia akan segera datang.
Seperti tahun lalu, ramadhan tahun ini insya Allah saya rayakan masih di ‘negeri orang’. Ya, mungkin sudah banyak teman-teman mahasiswa yang pulang kampung karena memang liburan semester sudah kurang lebih dua bulan yang lalu. Akan tetapi karena masih ada amanah yang harus ditunaikan di kampus, kembali membuat saya semntara tetap bertahan di Depok. Nah, menjelang ramadhan, yuk sekilas kita membahas mengenai bulan yang penuh rahmat ini.

Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam tahun hijriyah. Ada beberapa nama untuk menyebut bulan ramadhan, diantaranya syahrut tarbiyah, syahrul jihad, syahrul quran, dan yang lainnya. Mengapa ramadhan? Karena pada bulan ramadhan terdapat beberapa keistimewaan dibandingkan bulan-bulan yang lainnya. Diantaranya,
Pada bulan ini, seluruh umat muslim sedunia diwajibkan untuk berpuasa. Sebagaimana firman Allah,
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Qs. al Baqarah: 183)
Ya, berpuasa. Puasa ramadhan ditujukan bukan untuk semua orang, namun hanya orang-orang berimanlah yang diperintahkan oleh Allah. ‘Hai orang-orang yang beriman’. Oleh karena itu, berbahagialah kita sebagai orang yang beriman dalam berpuasa dan menyambut bulan ramadhan.
Kemudian ‘diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu’. Jadi, berpuasa sebenarnya sudah ada semenjak zaman dahulu, contohnya seperti pada zaman Nabi Daud as. ada puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak puasa). Kemudian pada zaman Nabi Muhammad Saw. ada puasa sunnah senin kamis dan puasa ayaumul bidh.
Selanjutnya ‘agar kamu bertakwa’. Artinya tidak semua orang yang berpuasa di bulan ramadhan bisa mendapatkan predikat takwa ini. Karena banyak juga orang yang berpuasa, menahan lapar dan dahaga, namun belum bisa menjaga mulut, kaki, tangan, dan hatinya terhadap hal-hal yang mampu membatal pahala puasa. Misalnya menggunjing, berbohong, fitnah, melakukan hal-hal yang sia-sia, dan lain-lain.
Selanjutnya, pada bulan ramadhan merupakan bulan dimana Allah ‘mengobral’ pahala, dimana pahala sunnah seperti pahala wajib, dan pahala wajib digandakan berlipat-lipat. Selain itu, bulan ramadhan merupakan waktu dimana Allah tidak akan menolak doa hamba-hambaNya. Allah memberikan waktu yang mustajab kepada manusia untuk berdoa dan diantaranya adalah ketika kita berpuasa.
Al Quran juga diturunkan pada bulan ramadhan. Namun, para ulama berbeda pendapat, apakah al Quran diturunkan secara utuh atau berangsur-angsur. Dan pada sepuluh malam terakhir adanya malam lailatul qadar. Sebuah malam dimana lebih baik daripada 1000 bulan. Bayangkan jika kita mendapatkan pahala malam lailatul qadar, subhanallah.. Sungguh waktu yang mulia. Sebagaimana firman Allah,
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Qs. al Qadar: 1-5)
Demikianlah, sungguh mulia bulan ramadhan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita memaksimalkan bulan ramadhan menjadi sebuah momentum untuk menaikkan level keimanan kita. Hingga pada akhirnya kita raih kemenangan di akhir ramadhan nanti. Semoga bermanfaat, wallahu ‘alam bisshowab.
Marhaban Ya Ramadhan
Bulan ini sudah masuk bulan syaban
Yuk kawan kita tingkatkan amal ibadah harian
Karena kita kan menyambut bulan ramadhan
Bulan suci nan penuh ampunan
Rasa ingin bertemu denganmu
Tak sabar memendam rasa jemu
Ingin slalu kami berjumpa padamu
Bulan kesembilan hjriyah bulan yang kita rindu
Yuk kawan kita bermuhasabah
Apakah dengan saudara kita masih punya salah
Adakah tangan ini yang masih enggan bersedekah
Ataupun hati ini sudah terlalu jauh dari illah
Duhai saudara yang kami cintai
Satu harapan yang ingin kami cari
Semoga ramadhan kali ini
Menjadi ramadhan terindah yang kan kita lalui

Benar Sih Jodoh Rahasia Allah

“Apakah kamu percaya jodoh, Fahri?” tanya Maria pada Fahri.
Fahri menjawab dengan bijak, “Ya, setiap orang punya …”
“…Jodohnya masing-masing” sambung Maria.

Aku tertegun mendengar cuplikan dialog dalam film Ayat Ayat Cinta yang sedang ku tonton. Ya, setiap orang punya jodohnya masing-masing. Jodoh… Aku menarik nafas dalam-dalam setiap kali memikirkan tentang jodoh. Kapankah aku betemu dengan jodohku? 40 tahun bukanlah usia yang muda untuk menikah. Aku sudah bosan mendengar pertanyaan kapan aku akan menikah. Apakah bulan Mei? Meibi yes, meibi no.

Jodohku…seperti apakah dia? Sedikitpun aku tak dapat mengira-ngira bayangannya. Apakah dia tampan? Apakah dia sholeh seperti yang aku idamkan? Yang hanya dapat aku lakukan adalah terus memperbaiki diri untuk menjadi hamba yang baik di mata Allah, karena Allah menjanjikan laki-laki yang untuk wanita yang baik pula.

Secara fisik, aku lumayan cantik dan menarik, berpendidikan, dan karirku bagus. Saat ini aku sudah menjadi Marketing Manager di sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar di tanah air. Apakah karena jabatan dan pendidikanku yang tinggi lantas laki-laki menjadi segan meminangku? Apa salahnya dengan pendidikan yang tinggi, aku hanya ingin terus belajar dan belajar. Dan karir yang bagus, itu adalah takdir Allah atas kerja kerasku.

Ada perasaan iri setiap menghadiri pesta pernikahan temanku, bahkan anak temanku. Soal perasaan minder, itu sudah berkurang dibanding tahun-tahun yang lalu, aku sudah terbiasa. Apalagi di kota besar telat menikah bukan hal yang aneh. Tapi aku tak ingin menyamakan diriku dengan mereka. Mereka menunda menikah karena merasa belum siap secara moril maupun materil, padahal dengan gajinya mereka bisa menghajikan satu orang setiap bulan. Ada yang malas untuk berkomitmen karena takut bercerai, takut sakit hati, tapi yang pasti mereka takut bertanggung jawab. Sedangkan aku, aku sudah beberapa kali mencoba namun seperti biasa belum jodoh.

“Neng, ngelamun aja” kejut Andi membuyarkan lamunanku. “Kenapa sih? Udah jangan dipikirin, dia memang gitu orangnya” kelakarnya kemudian.
Aku tertawa. Ah, aku tak ingin masalah ini merusak hari-hariku.
“Makan siang bareng, yuk” ajaknya kemudian.
Aku mengiyakan ajakannya. Kami makan siang di restoran Padang di food court kantorku. Andi adalah temanku semenjak aku bekerja di kantor ini, walaupun posisinya di bawahku namun aku tak pernah menganggap diriku lebih tinggi. Aku punya feeling bahwa Andi menyukaiku, itu terlihat dari sikapnya yang sangat perhatian padaku. Namun perasaanku padanya tidak begitu kuat, sampai saat ini aku belum memberikan sinyal bahwa aku juga menyukainya. Tapi entahlah, aku tak bisa memastikan apa yang akan terjadi nanti, aku tetap memberi peluang untuknya, karena ia baik dan sangat menghargaiku.

Ada satu lagi laki-laki yang aku pertimbangkan. Dia laki-laki yang ditawarkan orang tuaku. Namanya mas Farhan, lebih tua dua tahun dariku, dan dia seorang duda dengan satu anak perempuan. Istrinya meninggal ketika melahirkan. Saat ini anaknya berumur 6 tahun. Tidak ada masalah dengan anaknya, karena aku sangat menyukai anak-anak. Dan anaknya juga sepertinya menyukaiku.
“Tante, kenapa tante belum menikah juga?” tanya Dea, anak perempuan mas Farhan.
Aku tersenyum mencari jawaban yang bisa diterima anak-anak.
“Tante belum punya pacar” jawabku sekenanya.
Kemudian anak kecil itu membisikiku, “Tante mau nggak sama papaku? Papaku kan ganteng, jomblo lagi”.
Mukaku bersemu merah. Anak kecil sekarang cepat sekali dewasa.
Tapi aku belum dapat menjawab, kerena sampai sekarang papanya belum menanyakan secara langsung padaku.

Aku melangkah keluar studio bioskop sambil memagang jus stroberi yang belum habis. Sesungguhnya yang nonton tadi adalah badanku saja, sedang rohku entah kemana. Sepanjang film tadi aku hanya berpikr tantang jodoh. Aku sudah beberapa kali nonton film ini, Ayat ayat Cinta. Film ini tak pernah bosan untuk ditonton. Seandainya aku bertemu dengan lelaki seperti Fahri, dan aku adalah Aisha, tapi aku tak ingin ada Maria, kalau dia dekat-dekat dengan Fahri akan kuenyahkan dia, hahahaha.

Bruk! Gelas jus stroberi terlepas dari genggamanku. Seorang laki-laki buru-buru mengelap bajunya yang tertumpah jus stroberiku. Inilah akibatnya kalau terlalu banyak brkhayal, seorang laki-laki jadi korban keteledoranku.
“Maaf, Mas. Saya yang salah” Aku minta maaf sambil mengambil saputanganku dan ketika akan mengelap tumpahan di bajunya ia buru-buru menghindar.
“Oh, ya sudah. Ngga apa-apa , Mba. It’s ok” katanya pelan.
“Aduh, Mas. Saya benar-benar minta maaf. Saya ngga konsentrasi” Aku minta maaf sekali lagi.
Laki-laki itu menatapku lama lalu tersenyum, “Masih kepikiran film tadi ya? Filmnya memang benar-benar menyentuh ya. Jarang ada film seperti ini”.
Aku membalas senyumannya, tenyata dia tidak marah. “Aku sudah nonton 3 kali lho” ceritaku tanpa ditanya.
“Oh,ya. Saya baru kali ini nonton. Baru sempat.” jawabnya kemudian.
Aku mengangguk-angguk tidak jelas, grogi mungkin.
“Kenalin, saya Adam” dia mempelkan kedua tangannnya di depan dada.
Aku juga menempelkan tanganku didepan dada, “Nadya” balasku. Aku memang tak bersentuhan bila bersalaman dengan laki-lai yang bukan muhrimku. Selain karena ketentuan dalam Alquran, sejak dulu walaupun ketika aku belum berhijab pun aku tidak suka bersalaman laki-laki, siapa dia baru kenal saja sudah menyentuhku. Idealis memang, bahkan beberapa temanku mengataiku sok suci, tak aku tak peduli.
“Nonton sendirian ya?” tanyanya.
“Iya. Sedang ingin sendiri” jawabku.
Kemudian kami berjalan beriringan keluar bioskop. Sebelum berpisah kami bertukar nomor telepon. Hmm, tampangnya sepintas mirip Saiful, teman Fahri. Duh, lagi-lagi Fahri.

Handphone-ku berbunyi. Mas Farhan menelpon.
“Assalamu alaikum”
“Wa alaikum salam, Mas. Ada apa?”
“Ngga, mau nanya kabar aja. Kamu lagi dimana nih?” tanya Mas Farhan.
“Saya lagi di mall, Mas” jawabku.
“Oo..”
Hening.
“Nad, besok aku mau ke Brunei ada kerjaan. Paling nggak seminggu lah. Aku minta tolong liatin Dea ya kalau kamu sempat, dia di rumah berdua dengan Mbo Surti. Dea ngga mau dititipkan ke adikku. Bisa kan, Nad? Aku perhatikan kalian lumayan dekat.”
“Insya Allah, Mas” jawabku.
“Oke gitu aja ya. Makasih banyak lho sebelumnya”.
“Iya, sama-sama”.
“Assalamu alaikum”
“Wa alaikum salam”.
Aku menghela nafas. Aku memang dekat dengan anak kamu, tapi tidak dengan kamu.

Malamnya....
Aku duduk di teras belakang ditemani ibu.
"Ndhuk, gimana mas Farhan sudah ngomong sama kamu belum? tanya Ibu.
"Belum tuh. Aku juga tidak berharap terlalu banyak sama dia. Sepertinya dia belum mau menikah lagi, Bu".
"Trus temanmu itu, si Andi, gimana hubungan kamu sama dia?" tanya ibu lagi.
"Aku sama Andi hanya berteman, Bu. Lagian usianya 5 tahun lebih muda dari aku, malas ah" jawabku.
"Nadya, ibu pingin sebelum meninggal kamu sudah menikah"
"Iya, Bu. Mau gimana lagi belum ketemu jodohnya".

Kriiing!! Kriiing!! Telepon rumah berdering. Aku masuk ke dalam mengangkat telepon.
"Assalamu alaikum"
"Waalaikum salam"
"Bisa bicara dengan Nadya?" tanya suara dari telepon.
"Saya sendiri, maaf ini dengan siapa ya?" tanyaku.
"Nadya, ini Ustadz Ansori"
"Oh, Ustad. Maaf gak kenal suaranya"
"Kamu kemana aja Nadya? Sudah 3 minggu kamu tidak datang ke pengajian?" tanya Ustadz Ansori.
"Maaf Ustadz, saya akhir-akhir ini luar biasa sibuknya. Saya kecapean sehabis ngantor, jadi gak bisa datang ke pengajian" jelasku.
"Oo...Ustad bisa mengerti. Begini lho Nadya, Ustadz mau menawarkan laki-laki untuk jadi suamimu, kamu belum menikah juga kan?"
"Belum lah, Ustadz"
"Begini, laki-laki ini adalah murid pengajian Ustdz juga. Besok dia akan menikah dengan wanita pilihan orangtuanya. Tiba-tiba tadi sore dia menelpon Ustadz katanya calon istrinya kabur dari rumah dengan pacarnya. Dia bingung sekali, sedangkan undangan sudah disebar, gedung dan katering beserta lain-lainnya sudah beres semua. Dia tidak memaksakan calon istrinya itu untuk menikah kalau memang tidak mau. Nah Nadya, maukah kamu menikah dengannya?"
Aku tergagap menjawab pertanyaan Ustadz Ansori, "Apakah harus secepat ini? Saya bahkan tidak tau siapa orangnya?".
"Lelaki ini adalah lelaki yang baik, Ustadz bisa menjamin itu. Insya Allah pernikahan kalian nanti bahagia dan langgeng" tambah Ustadz lagi.
Ya Allah, mungkinkah ini jodohku? Bila ini memang jodohku berilah aku kekuatan untuk menjawab 'iya'.
"Sebentar Ustadz, saya ingin berbicara dengan Ibu saya".
Aku berlari menemui ibu di teras. Kujelaskan semuanya. Ibu terdiam sejenak memikirkan tawaran ini. Kemudian...
"Ibu percaya Ustadz Ansori. Kamu boleh menikah dengan lelaki itu."
Keringat dingin keluar dari badanku. Sekarang semua keputusan ada di tanganku.
Aku mengangkat gagang telepon.
"Halo Ustadz"
"Ya, gimana Nadya?"
Kutarik nafas dalam-dalam, "Bismillah, saya bersedia Ustadz".
"Alhamdulillah, mungkin dia memang jodohmu, Nadya".
"Gimana selanjutnya Ustadz, saya tidak punya persiapan apa-apa".
"Kamu tidak usah khawatir, besok pagi mungkin jam 8, kami akan datang ke rumahmu. Kamu hanya perlu mempersiapkan mental kamu saja".
Aku tidak bisa bicara, ini mendadak sekali.
"Baiklah Nadya, Ustadz sarankan kamu malam ini untuk sholat Tahajud, agar besok kamu menjadi tenang"
"Baik, Ustadz"
"Assalamu alaikum"
"Waalaikumsalam". Klik.

Aku tidak dapat tidur. Aku mengikuti saran Ustadz Ansori untuk sholat Tahajud. Aku berdoa dengan khusyuk. Air mataku meleleh. Aku berdoa agar aku tidak salah membuat keputusan menerima tawaran Ustadz Ansori.

Keesokan paginya, iring-iringan mobil datang ke rumahku. Akad nikah dilakukan di rumahku. Aku hanya memakai gamis putih yang kubeli sewaktu ke Turki. Aku mengintip dari jendela ruang tamu. Usatdz Ansori keluar dari mobil diikuti oleh seorang laki-laki nampaknya dialah calon suamiku.

"Assalamu alaikum" sapa Ustadz dan laki-laki itu kepada ibuku yang sudah menunggu di teras depan rumah.
"Waalaikum salam"jawab ibu. "Selamat datang, maaf kami tidak ada penyambutan sewajarnya, harap maklum".
"Tidak apa-apa Ibu, justru saya yang mengucapkan terima kasih kepada Ibu" kata lali-laki itu.
Kemudian Ibu, Ustadz, calon suamiku dan keluarga besarnya masuk ke dalam.
"Nadya...kemari nak" panggil Ibu.
Badanku gemetaran, aku tertunduk malu. Kuberanikan diri untuk melihat calon suamiku.

"Kamu?!" Aku tak percaya dengan penglihatanku.
"Lho, kamu?" Dia juga kaget.
Ustadz juga ikut kaget, "Lho, kalian sudah saling kenal yah?".
Aku melongo.
Laki-laki itu kemudian menjelaskan kepada Ustadz, "Kami pernah betemu di bioskop Ustadz, cuma sekali ketemu, setelah itu kami tidak ada kontak apa-apa, karena saya sudah meminang wanita lain. Waktu itu dia menabrak saya sehingga minumannya tumpah ke baju saya".
Aku tesipu malu, "Adam kan?".
"Iya saya Adam, Nadya" jawabnya sambil tersenyum.
"Wah, bagus toh kalau begitu, mari segera dimulai jangan lama-lama" timpal Ibu diikuti tawa keluarga Adam.

Ternyata inilah rahasia indah Allah untukku. Akhirnya aku bertemu dengan jodohku, seperti Jakarta dan sungai Ciliwung yang berjodoh hehehehe..

Salahkah Seorang Ikhwan Memilih Calon Istri yang Cantik?

Kecantikan tetap merupakan daya tarik yang memikat setiap lelaki di dunia ini. Wajarlah jika para produsen menggunakan jasa wanita cantik untuk melariskan barang dagangan mereka dan memang tak bisa dipungkiri! Begitupula masalah memilih pasangan hidup tentu setiap lelaki memiliki kriteria tertentu tentang calon istri yang akan di nikahinya. Kalau mau jujur dalam setiap kriteria itu diantara salah satunya adalah menginginkan calon istrinya berwajah cantik atau sedap dipandang mata, tidak membosankan. Salahkah bila seorang ikhwan menghendaki atau menginginkan seorang istri yang cantik?

Wahai ukhti saudariku,.. jangan bersungut dahulu menyalahkan si ikhwan yang berselera demikian. Karena pernikahan itu sendiri adalah ibadah, terkadang iman akan naik dan turun. Tentunya sangat membutuhkan sebab-sebab yang dapat merekatkan tali pernikahan dimasa mendatang. Bila kecantikan adalah merupakan daya tarik bagi si ikhwan itu yang nantinya akan mengekalkan hubungan percintaan (pernikahan)dan kasih sayangnya kepada wanita yang akan di nikahinya maka islam tidaklah melarangnya. Karena ia adalah fitrah atau naluri yang Allah subhanahu wata’ala ciptakan untuk manusia. Coba kita simak hadits berikut ini, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu alaihi wassalam beliau bersabda:

“wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah yang beragama, karena kalau tidak niscaya engkau akan merugi”1

Kemudian marilah kita simak penjelasan fiqh hadits diatas:2

Dalam hadits diatas menjelaskan kepada kita tentang adat atau kebiasaan laki-laki menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara diatas.Yaitu diantara mereka mengutamakan (cenderung) kepada harta, kemulian keturunannya (nasabnya), kecantikannya, dan karena agama si wanita tersebut.Kemudian Nabi kita yang mulia memberikan petunjuk kepada kita agar memilih yang tertinggi dan termulia yang akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat yaitu pilihlah yang beragama.Yaitu pilihlah wanita karena keshalihahannya.

Tetapi hal ini tidak berarti bahwa laki-laki tidak boleh memilih wanita yang cantik dan seterusnya. Tidak demikian! Ini adalah sebuah kesalahan di dalam memahami hadits. Akan tetapi maksudnya -Insya Allah- seperti ini:

Misalnya ada seorang laki-laki memilih wanita yang cantik parasnya. Kemudian dia melihat apakah pilihannya seorang wanita shalihah? Kalau jawabannya adalah: ‘ya’ maka dia boleh melanjutkan pilihannya. Kiaskanlah dengan keistimewaan yang lainnya! Tetapi kalau jawabannya ‘tidak’, maka dia dihadapkan kepada dua pilihan yang salah satunya harus dia tentukan dan tetapkan. Kalaupun dia melanjutkan pilihannya berarti dia telah mendahulukan kecantikan dari keshalihan.Kalaupun dia membatalkan pilihannya berarti dia telah mendahulukan keshalihan (agama) dari kecantikan. Atau ketika akan memilih dia menentukan sesuai dengan apa yang dia mau atau sesuai dengan seleranya misalnya: “Saya akan memilih wanita yang cantik, yang tinggi, yang putih, yang begini dan begitu dan seterusnya.” Pilihan yang seperti ini dibolehkan dan agama tidak pernah melarangnya.Karena memang berjalan dengan fitrah manusia. Oleh karena itu Nabi kita shalallahu alaihi wassalam mengatakan: “Wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara…”

Akan tetapi tetap saja penentuan akhirnya ada pada agama si akhwat tersebut, sebagaimana sabda Nabi mengakhiri dan menutup sabdanya: Maka pilihlah yang beragama! Maksudnya janganlah kau kalahkan agamamu dengan segala kecantikan dan harta benda duniawi. Padahal sebaik-baik kesenangan, kemewahan, harta benda dunia adalah wanita shalihah. Kalau pilihanmu jatuh pada wanita shalihah berarti engkau telah memiliki harta benda dan kesenangan dunia yang terbaik. Istimewa kalau wanita shalihah pilihanmu itu seperti yang kau ingini. Hukum ini juga berlaku bagi setiap muslimah yang akan menjatuhkan pilihannya kepada laki-laki muslim.

Setelah tahu penjelasan hadits diatas tentu kita melihat betapa indahnya islam sejalan dengan fitrah manusia. Karena kecenderungan merupakan hak mutlak bagi setiap pasangan yang akan menikah untuk mengekalkan hubungan mereka maka islampun menganjurkan agar mereka melihat (nazhar) hal-hal yang dapat membuat mereka tertarik untuk segera menikah dan salah satunya adalah faktor kecantikan yang dimana terkadang sangat mempengaruhi hati atau hasrat seorang laki-laki untuk segera menikahi wanita yang telah dilihatnya. Wallahu ‘alam.

Sumber:
- Al Masail Masalah-masalah Agama jilid 7, Abdul hakim Abdat, Darus Sunnah, Jakarta, 2006.
- Fiqh Wanita, Syaikh Kamil Uwaidah, Pustaka Kautsar.

Sebuah Nikmat Tuhan Yang Manakah Yang ( pantas ) Dan di Dustakan ?

Ruang Musholla dengan ukuran minimalis yang selalu menjadi ruang penyejuk hatiku,
Ruang yang kuhampiri di sela-sela aktivitas rutin yang cukup menyita waktu dan lebih berlekatan dengan keduniawian, Ruang yang menjadi tempat istirahatku  di dalam Sholat, 

Senja itu, di dalamnya, kubersimpuh, ku tengadah wajah menyusuri langit-langit ruang sederhana tersebut, sejeda kemudian tertunduk dalam, diiringi hela nafas yang panjang, dan cukup berat terasa, bergetar jiwaku, dalam alunan hati, Duhai Robbi segala puji bagi-Mu ya Alloh, yang menjadikan ujian sebagai tanda cinta bagi  hamba-MU...
Jika masalah masalah itu hadir dan terasa begitu beratnya mendera kehidupan, dan kita seperti lunglai dan merasa akan menyerah dan lelah , kemungkinan hati kita yang cenderung mengerdil bukan? Dzikir kita yang kian terbungkam atas-Nya bukan?
Cenderung terlupa bahwa masalah tak pernah melebihi kemampuan hamba-Nya, 
dimana Alloh memberi ujian senantiasa sesuai kesanggupan Hamba-Nya....
Dan setiap ujian, hadir untuk menempa kita, untuk semakin teruji iman di sisi-Nya....
Dan menjadi saat saat dimana Alloh sangat rindu mendengar rintihan munajat
hamba-hamba yang dicinta-Nya.....

Lalu nikmat Tuhan ku yang mana kah yang (pantas) kudustakan?

Jika hari ini adalah rangkaian kesulitan, kepenatan, kesedihan, kegundahan, lalu bagaimana dengan hari kemarin yang telah hadir begitu banyak kemudahan, kebahagiaan,  ketenangan? bukan kah tak ada nikmat-Nya yang pantas kudustakan? 
semua hadir silih berganti, yang satu menyeimbangkan yang lainnya, 
bukankah bahagia adalah untuk syukur?
dan kesedihan adalah untuk sabar?

sekelebat, rekam memori melintas benak,
memiliki keluarga yang kucinta dengan segala dinamika yang mengajarkan untuk kian "tertempa" adalah nikmat yang begitu indah,
perjalanan cahaya yang selalu membuatku penuh syukur, adalah nikmat yang begitu manis menghias jiwa, bertemu banyaknya hamba hamba MU yang sholih, yang senantiasa mengingatkan dalam tutur lembut penuh hikmah, dalam sahaja akhlaq yang menginspirasi nilai kebaikan, hingga hadirnya berbagai runtun masalah yang memberikan hikmah berlimpah,
 ya Alloh, ya Rahmaan ya Rahiim,  berjuta, bermilyar, bertriliun nikmat yang tak kan mampu terhitung jemari kehidupan , akan kah kandas hanya karena satu kesulitan yang telah pula kau sediakan kemudahan? 

Sungguh nikmat Tuhan yang manakah yang kita dustakan?
Lalu nikmat-MU yang manakah yang terdustakan?

Nikmat Udara yang terhirup bebas dan menyegarkan kantung kantung paru, di saat banyak saudara kita yang hanya dapat bernafas melalui selang-selang dan tabung-tabung oksigen untuk menyambung detak detak kehidupannya...

Nikmat melangkah membuka hari, dengan tapak kaki yang tegap memijak bumi-Nya, di saat banyak saudara kita yang berjalan dengan tangannya, berpayah menyangga diri melangkah dengan tongkat-tongkatnya, yang tidak lagi memiliki kedua kaki untuk berlari....

Nikmat bersandar dibahu kedua orangtua tercinta, berbagi canda dan tawa, mendengarkan nasihat keduanya, di saat banyak saudara kita yang sejak lahir tidak berjumpa dengan orangtuanya, hidup dalam airmata, dan tercenung dalam rindu hadir nasihat kedua orangtuanya...

dan nikmat terindah berupa Iman dan Islam yang bertahta sanubari, yang di saat bersamaan banyak pribadi yang kehilangan arah,ada yang tampak berkelebihan materi namun sejatinya, kering makna, tiada bahagia yang hakiki di dalam jiwa...
karena tiada Alloh disana.....
 ‎" Maka Nikmat tuhanmu (yang) manakah yang kau dustakan" (Q.S. Ar-rahman:13)

berderai dalam keharuan dan rasa malu yang membuncah pada-Mu ya Robbi, untuk banyak nikmat-Mu yang belum mampu tersyukuri...

sungguh Menjadikan Alloh kian Akbar di hati, akan mengerdilkan seketika masalah-masalah kehidupan....

" Ya Alloh, jadikanlah aku orang yang banyak bersyukur kepadaMU, Banyak bedzikir kepadaMU, banyak beribadah kepadaMU, mentaatiMU, amat tenang bersamaMU, Dan benar-benar kembali dan bertaubat kepadaMU "
(HR Abu dawud, at tirmidzi)


"..Duhai dzat yang Maha Mulia, yang hati-hati kami terletak diantara jemari-MU, yang Engkau Maha membolak-balikkan nya atas kehendakMU, duhai dzat yang kokohkan atap langit tanpa tiang penyangga, yang hampar kan bumi tanpa ujung terpandang bola mata..

Duhai dzat yang Maha Tahu, apa yang tersembunyi di dalam setiap hati, yang Maha menutup Aib yang sekiranya menodai jiwa,duhai dzat Ahad yang Maha Segala..
Hamba memohon, hamba mengharap dan hamba bertawakkal atas jalan yang Engkau tentukan.. Dan jadikan jalan ku, jalan menuju-MU,jalan cahaya-MU, jalan para pejuang perindu-MU, dan jadikan ujung perjalanan ku, adalah pengampunan-MU,ridho-MU, rahmat-MU,..WAJAH MAHA MULIA-MU.. Allahumma aamiin.." 

Just let it flow, flow with Alloh, karena kesedihan adalah untuk sebuah sabar, kebahagiaan untuk sebuah syukur, itulah mengapa hidup seorang mukmin selalu menakjubkan ...

“Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman,karena segala 
urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya & jika ia tertimpa musibah, ia bersabar,karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi
 dirinya.” (HR. Muslim)


Mengenal Bahasa Air Mata

Banyak cara untuk menyampaikan pesan dan terdapat aneka ragam bahassa berkomunikasi, bahkan berdiam seribu bahasa sering lebih efektif untuk mengungkapkan sikap Siti Maryam, ibu Nabi Isa AS. yang diperintahkan Allah SWT. berdiam atau menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan (QS 3:41 dan 9:26). Terkadang aksi mogok makan sebagai protes, Ummu Kaltsum, penyanyi tanah Mesir pernah mengalunkan suara dari gubahan Ahmad Syaugi yang menggambarkan bahwa bahasa terkadang tidak seampuh lirikan mata untuk mengekspresikan asmara. "Lumpuh ungkapan bahasa, namun tatapan mata yang menyala lebih ampuh untuk menekspresikan cintaku kepada kekasih", kata Syauqi. Diantara sekian banyak sarana komunikasi, linangan airmata atau tangis merupakan pesan yang sangat dalam.
Kita dapat bertanya pada diri kita masing-masing kapan terakhir kita menangis dan mengapa kita menangis. Mencucurkan air mata bukan semata monopoli anak kecil atau kaum wanita. Manusia-manusia agung pun mencucurkan airmata. Dalam sirah (biografi Nabi Muhammad SAW) diriwayatkan bahwa beliau mencucurkan air mata saat mencium putranya Ibrahim, ketika menghembuskan nafas yang terakhir. Melihat air mata nabi yang tak terbendung, Abdurrahman ibn Auf tercengang dan berkata, ”Engkau menangis wahai Rasul”. Nabi menjawab, ”Ini adalah rahmat Tuhan”, lalu beliau bersabda: "Airmata berlinang, hati terkoyak-koyak kesedihan, namun kami tidak akan berkata kecuali yang diredhai Allah. Wahai anakku Ibrahim, sungguh kami sedih atas perpisahan ini".
Nabi Isa as pun menangis. Menurut riwayat Perjanjian Baru (St. John), Mary dan Martha meminta kedatangan Jesus untuk mengobati saudara mereka Lazarus yang telah meninggal. Menurut St. John, perasaan Jesus sangat terganggu dan sedih sambil mencucurkan airmata.
Pertama-tama kita harus sadari bahwa menangis adalah kenyataan biologis, ia berfungsi sebagai sistem pembersih kornea mata. Oleh karenanya jika air mata mengendap dibalik mata, alat penglihatan akan terganggu. Binatang pun menangis, tapi mungkin hanya manusia yang mengaitkan airmata dengan responsi emosial. Ahli-ahli ilmu Jiwa mendeteksi bahwa mereka yang sering menangis, terutama anak-anak kecil, lebih sempurna keinginannya ketimbang yang jarang menangis. Manusia adalah makhluk yang peka dan acap menangis, ia menangisi jika disakiti, ketika ia takut, ia sedih ingin dikasihani, bahkan apabila bahagia.
Masih dalam lingkup menangis, manusia terkadang mengeluarkan airmata buaya jika hendak mengelabuhi atau menipu. Oleh karenanya kita perlu memahami bahasa airmata. Bahasa ini terkadang lebih jelas dari bahasa kata-kata, ia memiliki aturan tertentu yang menghubungkan pemikiran dan emosi melalui sarana yang sangat canggih. Menangis bersumber spiritual manusia. Namun sayangnya manusia pada umumnya menggunakan standar ganda dalam menghadapi budaya tangis. Hanya kaum Hawa yang dinilai wajar menangis, bahkan dalam kebudayaan tertentu wanita akan diberi tempat layak apabila ia mengucurkan airmata pada situasi tertentu. Sebaliknya anak lelaki atau pria, rasa hormat akan diberikan ketika mereka dapat menahan airmata. Bahkan atribut ketegaran sering diberikan kepada seorang wanita, dikala ia menahan linangan airmata.
Kalau saja kita dapat memahami bahasa tangis, pandangan sepihak atau standar ganda yang selama ini membentuk persepsi kita akan lambat laun kita tanggalkan. Salah satu cara untuk mengoreksi kekeliruan tersebut adalah upaya untuk membedakan tipe-tipe tangis yang sangat bervariasi.

Variasi Tangis

Airmata dapat melaju karena faktor fisiologis. Mata terkena debu, aroma bawang atau gas yang mengandung bahan kimia. Airmata juga dapat keluar saat tingkat hormon tidak seimbang. Adapula airmata yang didorong oleh kenangan yang mengesankan, yang indah atau yang buruk. Kita hidupkan kenangan-kenangan tersebut melalui linangan airmata. Lain lagi airmata yang memberikan rasa lega, yang berfungsi sebagai terapi untuk mengatasi rasa cemas yang berkepanjangan. Kita pun menangis akibat tangisan orang banyak, misalnya tangisan saat tangisan saat perkawinan, wisuda atau memasuki masa purnabhakti. Airmata ini pertanda keakraban hubungan.
Airmata juga melambangkan ekspresi rasa kehilangan, terutama bila yang hilang sangat berarti bagi seseorang. Jangankan manusia, meninggalnya anjing kesayangan mantan Presiden Amerika, George Bush, sangat membesar pada hati keluarga Bush, demikian menurut berita CNN. Kematian tanpa cucuran airmata dianggap anomali. Dalam kebudayaan Yunani, Cina dan Timur Tengah, wanita bayaran untuk meratapi jenazah masih berlaku sampai sekarang. Pada saat-saat perpisahan, airmata mengekspresikan rasa penghargaan dan mengundang refleksi, depresi, frustasi dan putus-asa juga membangkitkan laju airmata yang deras. Airmata yang keluar saat itu sebagai akibat ketidakberdayaan, sangat menyayat hati. Ketika itu kita benci melihat tetesan airmata.
Dilain pihak, kita sering menangis karena tidak dapat membendung kebahagiaan. Ungkapan kata sangat terbatas untuk menampung rasa bahagia yang begitu dahsyat. Kelahiran anak pertama, keberhasilan yang didambakan. Airmata simpati akibat kesedihan yang ditimpa orang lain sering juga kita alami. Bahkan terkadang kita sengaja mengeluarkan uang untuk mengundang air mata tersebut melalui pertunjukan film. Imaginasi kita dapat membangkitkan rasa haru yang disusul dengan tangisan tersedu-sedu. Ada pula tangisan yang bersifat manipulatif dengan cara mengundang simpati orang lain, menunjukkan penyesalan guna meringankan vonis/hukuman. Yang paling pandai menggunakan tangisan ini adalah anak-anak dan mungkin juga wanita, demikian Joseph Kottle dalam bukunya The Language of Tears.

Agama dan Tangis

Air mata yang tercurah akibat penyesalan atau dosa, ketakutan akan siksaan Tuhan atau kekhawatiran akan nasib di hati kemudian, disamping kebahagiaan atas penemuan dan kehampiran kepada Tuhan, kesemuannya mendapat tempat terpuji dalam perbendaharaan bahasa kitab suci. Dalam literatur tasawuf, sebelum kata "Sufi" (yang menunjuk kepada kelompok yang menekankan aspek spritual dalam kehidupannya), populer digunakan, kelompok ini diberi atribut Al-Bakkauun yang berarti "Penangis atau yang suka menangis". Kelompok ini yang dipelopori oleh Al-Hasan Al-Bashri, tiap kali merenungkan ayat-ayat Al-Quran mereka menangis tersedu-sedut. Ketika surga disebut, mereka mengucurkan airmata sambil berharap dapat memasukinya, dan ketika siksaan neraka digambarkan mereka pun menangis karena takut terjerumus kepadanya.
Pengalaman spiritual seseorang khususnya di tempat-tempat suci membangkitkan rasa syahdu, khusyuk sehingga airmata laju tak terbendung. Umat Yahudi bahkan memiliki Wailing Wall (Dinding Ratap), dimana mereka meratap sambil memohon ampunan. Demikian halnya umat Kristen ketike melawat ke Jerusalem, sambil mengenang kehidupan serta perjalanan spiritual Yesus, airmata yang membasahi pipi terlihat dimana-mana. Tidak ubahnya dengan umat Islam yang berdiri di Multazam (sisi kanan Hajar Aswad di Ka'bah), dimana mereka meratap sambil mengenang kehidupan serta perjalanan spiritual Jesus, airmata yang membasahi pipi terlihat dimana-mana. Tidak ubahnya dengan umat Islam yang dibarengi cucuran airmata dan tangisan merupakan hal biasa.
Belum lagi saat beraudiensi di makam Rasulullah di Madinah sambil mengucapkan salam dan penghargaan kepada Beliau, suara tangis terdengar walau dari kejauhan. Hal yang sama dapat dijumpai dihadapan maqam Imam Husein di Karbala atau Cairo, pengunjung bertangisan mengenang perjuangan beliau meletakkan keadilan walau harus mengorbankan jiwanya.
Sungguh, bahasa airmata secara jelas menyampaikan pesannya, "Ya Tuhan, aku datang memohon ampunan dan mengharapkan rahmat. Ya Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengikuti jejak RasulMu".
Dalam Al-Qur'an kita jumpai kata-kata menangis, atau cucuran airmata disebut beberapa kali. Terkadang menggambarkan kesedihan atas kematian (44:29), atau kekhawatiran atas ancaman Tuhan (53:60). Terekam pula airmata saudara-saudara Nabi Yusuf AS. saat mengelabuhi ayahnya, Nabi Ya'qub AS. (12:16). Tangis sedu lagi khusyu' sebagai manifestasi iman dan kehampiran kepada Allah SWT (17:107 dan 19:58). Disamping itu Al-Qur'an menggambarkan betapa sebagian umat Kristen mengucurkan airmata saat mendengarkan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Curahan airmata dibarengi dengan kesaksian terhadap kebenaran wahyu ilahi (5:83). Tergambar pula tangisan suatu kelompok yang bersedih hati karena harus tertinggal dari suatu peperangan dijalan Allah (9:92).
Mari kita merenung bersama, apa yang menjadikan airmata kita melaju. Apakah hanya terbatas ketika sedih karena kehilangan, depresi karena frustasi, atau ketidakberdayaan karena jalan buntu? Masih tertinggalkah tetesan airmata saat mendengar peringatan Tuhan, atau mengenang perjuangan rasul-rasul Nya? Semoga demikian.

Sejuta Kesedihan Memerlukan 1 Tetes Air Mata Kita

Hidup tidak selalunya Indah…
Langit tak selalu cerah…
Suram malam tak berbintang..
Itulah lukisan alam….
(Hijazz : Lukisan alam)
Benar, hidup tidaklah selalu indah, ada saja ujian yang datang menghampiri setiap manusia. Disanalah manusia akan di tempa, ibarat manusia itu hanya sepotong besi, maka ujian akan menjadikan dia menjadi sebilah pedang, pedang yang tajam yang di bawa seorang kesatria pemberani. Bukankah besi harus di pukul, di bakar, di pukul lagi, di bakar lagi, di pukul lagi dan di bakar lagi hingga dia menjadi pedang sejati. Besi tidak akan menjadi pedang hanya dengan di elus-elus saja.
Ujian menjadikan kita semakin merasa lemah, merasa sangat tidak berdaya, dan ingin menyerahkan dan menggantungkan semua permasalahan kita pada Yang Maha Kuat, mecurhatkan berlembar-lembar kesedihan kita padaNya, di tengah ke heningan malam.
Di Kala malam sunyi sepi..
Bani insan tenggelam dalam mimpi..
Musafir yang malang ini..
Pergi membasuh diri untuk menghadapMu oh Tuhan
Lemah lututku berdiri
Di hadapanMu tangisanku keharuan
Hamba yang lemah serta hina
Engkau terima jua mendekati
Dibawah duli KebesaranMu
Tuhan, hamba belum pasti
Bagaimana penerimaanMu dikala mendengarkan pengaduanku
Ku yakin Kau tak mungkiri dalam wahyu yang Kau nuzulkan
Kau berjanji menerima pengaduanku
Dan,…
Kau berjanji sudi mengampunkanku dari segala dosa yang kulakukan
AmpunanMu Tuhan lebih besar dari kesalahan insan
Hamba yakin dengan keampunanMu Tuhan
Bukan tidak ridho, cuma hendak mengadu padaMU
Tempat hamba kembali nanti disana
(Hijazz : Munajat seorang hamba)
SubhanalLoh…. sungguh indah penciptaan AlLoh… sebuah air bening pelepas segala kegundahan dan kesedihan… tidaklah AlLoh ciptakan semuanya adalah sia-sia. Kadang kita meremehkan air mata ini. Kita anggap ”cengeng” bila menangis, kita anggap gagah kalo bersikap tegar tanpa air mata. Bukankah kita terlahir dengan tangisan, dengan air mata? Air yang menjadi penguat setiap kita merasa lemah… bukankah setelah menangis kita merasa lega, bukankah setelah menangis kita merasa lebih ringan, bahkan air mata ini bisa membentengi kita dari panasnya api neraka ketika kita mengeluarkannya dalam rangka menyadari dan menginsafi segala dosa dan kesalahan kita?
Menangislah, kadang manusia terlalu sombong tuk menangis
Lalu untuk apa air matatlah  tercipta
Bukan hanya bahagia yang tercipta di dunia….
( haris isa (shafix) : menangislah di bahuku)
Sahabat, menagislah bila permasalahan sudah tidak sanggup kau fikirkan, menangislah bila permasalahan sudah sangat menyesakkan dadamu, menangislah bila kau sudah mulai kehilangan senyum ceriamu, menangislah seperti bayi-bayi di malam hari, tapi kuatlah seperti singa-singa di siang hari…
Karena air mata itu sangat hebat, lihatlah dia kecil tapi sanggup menaggung sejuta kesedihan kita…. setelah selesai menagis… tersenyumlah sebentar, tersenyumlah yang lebar, tersenyumlah yang tulus… dan siaplah menjadi Pedang yang tajam…. pedang yang lebih kuat, dan pedang yang lebih hebat.
Jadilah rumput yang lemah lembut
Tak luruh di pukul ribut
Bagai karang di dasar lautan
Tak terusik di landa badai
(Hijjaz : lukisan alam)

Suburkanlah sifat sabar di dalam jiwa kita… :)

Cantik tanpa Kecantikan..

Kecantikan, itulah sebuah kata yang dikagumi pria sekaligus wanita. Bila dilihat pertumbuhan Industri kosmetika sebagai barometer, seberapa banyak uang yang dihabiskan untuk menjadi cantik? Sungguh, untuk terlihat cantik tidak bisa dikatakan murah dan mudah, lebih-lebih kalau di dalami lagi perilaku wanita untuk menjadi cantik, atau perilaku pria untuk mendapatkan wanita cantik. Namun, karena wanita (daripada pria) sebagai pelaku aktif, lebih sensitif dalam masalah Kecantikan. Sehingga wanita sinonim dengan kecantikan. Lalu, bagi wanita yang tidak cantik bagaimana?
Setiap yang Allah cipta pasti indah karena Allah itu Maha Indah dan suka pada keindahan. Tuhan tidak mencipta manusia jelek, Tuhan hanya menciptakan wanita dengan kecantikan yang berbeda. Jadi, intinya setiap wanita berhak untuk cantik!
Masalahnya, dimanakah letaknya kecantikan yang sebenarnya pada seorang wanita? Kalau kita tanyakan kepada para lelaki maka sudah pasti kita akan temui pelbagai jawaban. Ada yang merasakan kecantikan wanita itu pada wajah, pada bentuk tubuh, pada kebijaksanaan atau pada tingkah lakunya. Dan bagi yang menyatakan kecantikan pada wajah pun terbagi kepada pelbagai pandangan, ada yang mengatakan kecantikannya terletak pada hidung, pada mata dan sebagainya. Sehingga ada selentingan populer yang berbunyi, 'kecantikan itu relatif, tetapi kejelekan itu absolut'
Terlepas benar ataukah salah selentingan tersebut, namun sebagai seorang Muslim, kita tentulah ada parameter tersendiri untuk menilai kecantikan. Kita tentunya mengukur kecantikan dengan parameter Islam. Dan tentu saja kecantikan yang menjadi penilaian Islam adalah lebih hakiki dan abadi. Misalnya, kalaulah kecantikan itu hanya terletak pada wajah, wajah itu lambat-laun akan dimakan usia. Ia hanya bersifat sementara. Apabila usia menua, kulit akan berkerut, dan tentu wajah tidak cantik lagi. Jadi ini bukan ukuran kecantikan yang sejati dan abadi.
Oleh karena itu, Mutiara Hati memperkenalkan konsep Cantik tanpa Kecantikan ini untuk engkau wahai Wanita Muslimah, baik yang rupawan maupun pas-pasan, agar menjadi cantik yang benar-benar cantik. Semangat berenang dan menyelam, tapi jangan sampai tenggelam.
Mata menilai kecantikan pada rupa.
Akal menilai pada kecerdasan.
Nafsu menilai pada bentuk tubuh.
Tetapi hati tentulah pada akhlak dan budi pekerti.
Sebagai hamba Allah, kita seharusnya melihat kecantikan selaras dengan penilaian Allah atas keyakinan apa yang dinilai oleh-Nya lebih tepat dan benar-benar benar. Apakah kecantikan yang dimaksudkan itu? Kecantikan yang dimaksudkan ialah kecantikan budi pekerti atau akhlak. Itulah misi utama kedatangan Rasulullah SAW – untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Kecantikan akhlak jika ada pada seseorang, lebih kekal. Inilah kecantikan hakiki yang mengikuti penilaian Allah. Hancur badan dikandung tanah, budi baik di kenang juga. Malah akhlak yang baik juga sangat lebih disukai oleh hati manusia. Contohnya, kalaulah ada orang yang wajahnya saja cantik tetapi akhlaknya buruk, pasti dia akan dibenci dan bahkan dimaki.
Tatkala bunga-bunga layu, buah-buahnya pun bermunculan. Ketika kecantikan luar memudar, seketika itu juga tumbuh kecantikan dari dalam dengan sendirinya. Ini yang bisa menjelaskan orang yang mukanya biasa-biasa saja, tetapi hidupnya memancarkan cahaya-cahaya keteladanan.
Tidak semua orang mudah memahami konsep Cantik tanpa Kecantikan. Terutama mereka yang diperbudak habis-habisan oleh nafsu dan pikiran. Dan sedikit-sedikit meminta data serta fakta empiris. Untaian kalimat indah diatas, hanya akan memperpanjang daftar kebingungan. Namun bagi siapa saja yang terbiasa ber-akhlakul karimah, dan bersahabat akrab dengan Allah, tidak banyak kesulitan yang muncul untuk memahami. Tanpa perlu dipaksa, tanpa perlu mengada-ada, kecantikan muncul dengan sendirinya. Wallahu a'lam...

8 Alasan Muslimah Ga Mau Pake Jilbab

Kenapa sich harus pakai jilbab? Kurang lebih ada 8 alasan, sebagai berikut:
1. Karena itu merupakan perintah Allah SWT sebagaimana dalam Al Qur'an, Surat Al Ahzab : 59 dan An Nuur : 31.
2. Karena jilbab menjadi identitas utama bagi muslimah. Dimanapun berada bila kita berjilbab kita akan dikenali sebagai muslimah :)
Astri Ivo mulai mengenakan jilbabnya justru saat kuliah di Jerman :)
3. Dengan mengenakan jilbab, insyaAllah akan merasa lebih aman karena tidak diganggu, paling disapa dengan salamu' alaikum atau dengan panggilan "Bu Haji" (malah didoakan :))
Tentu akan berbeda perlakuannya bila kita mengenakan baju yang you can see everything :)
4. Dengan jilbab insyaAllah akan merasa lebih merdeka dalam arti sebenarnya. Contoh: naik kendaraan apapun termasuk angkot bisa duduk bebas, leluasa, santai
Padahal apabila senang pakai rok mini, malah tersiksa sendiri sehingga harus menutupi paha dengan tas, duduk juga resah :)
Jilbab membuat kita merdeka :)
5. Dengan jilbab kita merdeka dari pandangan orang yang mengukur seseorang dari segi fisik. Seseorang yang berjilbab tak lagi diukur dari besar kecilnya betis, atau bagian tubuh lainnya :)
Orang akan mengukurnya dari kebaikan hati dan kecerdasan, bukan fisik :)
6. Dengan jilbab maka kontrol ada di tangan perempuan :). Perempuan bebas mengontrol dan menentukan pria mana yang boleh atau tidak melihatnya.
7. Bagi seorang gadis, dengan mengenakan jilbab pada dasarnya ia sudah melakukan proses seleksi terhadap calon suaminya kelak :)
8. Jilbab tak pernah menghalangi muslimah untuk maju dalam kebaikan. Berprofesi, berkiprah, bercahayalah :)
Demikian alasan mengapa harus berjilbab, semoga selamanya istiqomah :)
Tentu saja jilbab bukan satu-satunya indikator ketakwaan seseorang. Tapi jilbab menjadi salah satu realisasi amaliyah dari keimanan kita :)
Hanya Allah yang berhak menilai mana yang lebih baik di antara kita. Jangan terlalu bangga dengan jilbab tapi juga jangan mencibir kalau belum mengenakannya :)
Jilbab bisa menjadi terlihat buruk bila akhlak kita jelek. Hati-hati jangan merusak citra muslimah dengan jilbab yang kita kenakan ya :)
Kalau belum bisa berjilbab, tidak usah katakan: "kalau aku yang penting hati dulu dijilbabin". Tidak ada pemisahan hati dan kepala kok :)
Pernyataan itu menyinggung saudara-saudara kita yang berjilbab. Mereka juga bukan kalangan yang sudah suci. Kita semua berproses. Allah yang Maha Tahu :)
Sebagai bagian dari umat yang besar ini, masalah jilbab bukan masalah yang harus dibesar-besarkan. Pakai dengan kesadaran. Jangan mengejek mereka yang belum. Justru mari kira rangkul mereka :)

Semoga bermanfaat... :)

Untuk Armahum Ayah...

Aku tak mampu mengantar kepergianmu
Langit mendung turut berduka
Orang-orang riuh rendah becerita
Tentang segala amal kebaikanmu
Aku datang kepadamu, ayah
Semilir di bawah kamboja dan nisanmu
Aku menangis dan berdoa
Mengenang segala salah dan dosaku kepadamu
Kepergianmu seketika mendewasakan aku
Mengajarkan aku betapa penting arti hidup
Untuk menjadi berguna bagi sesama
Kepergianmu mengajarku
Bagaimana harus mencintai dan menyayangi
Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar
Bagaimana harus berjuang demi anak-anaknya
Hingga saat terakhir hayatmu
Engkau terus berdoa demi kebahagiaan anak-anakmu
Hari ini aku menemuimu, ayah
Lewat sebait puisi untuk mengenangmu
Bila datang saatnya nanti
Kan kuceritakan segala kebesaran dan keagunganmu
Bersama embun fajar kemarau ku sertakan doa
Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya
Ayah,
Aku merindukanmu...:(

menyesal, Andai, Lucu, Hahahaa..

Kalau boleh menyesal, aku ingin menyesal, benar-benar menyesal. Kalau boleh berandai-andai, aku akan terus saja berkata, “Andai saja begini, begitu, ….”. Sayangnya penyesalan dan pengandaian sudah aku buang jauh-jauh dari kamus hidupku. Aku hanya akan menyesal jika aku melakukan sesuatu setelah penyesalan itu, aku hanya akan berandai jika apa yang kuandaikan telah menjadi kenyataan sebelum aku berkata “andai”. (itu sih bukan berandai-andai namanya, apa yang diandaikan???) :D

Kadang saat situasi seperti asap yang mengepul, memenuhi ruang ikhlasku, aku susah bernafas ikhlas. Penyesalan itu datang lagi, pengandaian itu terbersit lagi, walaupun aku pantang mengucapnya. Mungkin aku hanya akan berkata sakit. Sakit. Tapi hatiku meyakini jalan ini. So? Apa aku harus jatuh dalam sakit ini?? Air mataku bahkan sudah bosan keluar memikirkan ini dan ini lagi. Bosan, aku bosan meratap atau menangis, karena sekarang aku lebih suka tertawa. Alangkah lucunya semua ini.
Sakit ini tak pernah hilang karena setiap aku menutup luka, luka di tempat lain yang sedang tertutup mengelupas lagi. Arrrghhh.. Menutup luka dengan luka. Hffh, tidak, aku tidak sedang lebay. Terserah dengan luka atau apa yang membuat sakit, memang kenyataannya aku tidak bisa menepis sakit itu.
Terus kalau tidak bisa ditepis harus dirasakan terus? Ah, nggak juga. Lebih baik aku mencari kebahagiaan lain kan? Masih banyak kebahagiaan lain yang bisa kutemukan di sini daripada sakit-sakit menyebalkan itu. :D
Alangkah lucunyaaaaaa semua ini. Entah kenapa, aku malah ingin semakin di sini, kelucuan apalagi ya yang akan aku dapatkan di sini? Hahaha..
Memang benar sebuah pepatah, “Rumput tetangga selalu lebih indah.” Terus kenapa? Kalau rumput tetangga lebih indah apakah berarti kita terus menerus menginginkan rumput-rumput tetangga? Bukankah lebih baik kita menghijaukan rumput sendiri, sehingga rumput kita pun seindah rumput tetangga, bahkan lebih indah. Hmm, kita tidak tahu apa yang terjadi dengan rumput tetangga kita. Kita tidak tahu apa rencana Allah selanjutnya. Tapi entah mengapa kali ini aku bersyukur, sangat bersyukur, bahkan di saat aku juga menghadapi rentetan ‘kelucuan’ yang aku dapati di sini. Karena di sini aku tidak hanya mendapatkan ilmu tapi tempaan mental yang baru lagi, varian tempaan mental yang belum pernah menghampiri hidupku sebelumnya.

Untuk apa aku membaca buku atau novel seperti Laskar Pelangi atau Bidadari-Bidadari Surga jika aku tak bisa mengambil pelajaran dari sana? Bahwa bagaimana berjuang dalam keterbatasan itu lebih berat, tetapi lebih memuaskan. Anggota laskar pelangi berhasil meraih mimpi mereka dengan pendidikan tanpa label ‘sekolah internasional’ atau apalah namanya. Apalagi sekolah internasional, dilirik pun mungkin tidak, tapi mereka membuktikan pada dunia bahwa mereka bisa sukses walaupun dalam keterbatasan. Dalimunte berhasil menciptakan kincir yang merubah peradaban di desanya, walaupun sebelumnya banyak orang meragukannya. Latar pendidikannya terbatas, tapi karena semangatnya yang tak pernah padam, ia bahkan menjadi profesor hebat kelas dunia.
Berhenti menuntut fasilitas, Him. Berhenti menuntut keadaan harus begini atau begitu. Jika pun mereka tidak melaksanakan kewajibannya, tertawakan saja lagi, anggap sebagai kelucuan-kelucuan yang harus kamu koleksi. Kamu tangan-tangan berikutnya yang membungkam tawa penerusmu. Sudah bukan saatnya kamu menengadah lagi, tapi fasilitasilah dirimu sendiri. Carilah celah berbeda yang bisa kau masuki, tanpa fasilitas-fasilitas itu. Yakinlah, kamu akan lebih puas di akhir perjuanganmu.

Terima kasih untuk yang pernah berkata begini kepadaku, “Carilah komunitas yang bisa membuatmu bahagia di sana.”

InsyaAllah, aku semakin yakin untuk melanjutkan langkah ini, walau kadang diiringi air mata, marah atas kelucuan-kelucuan ini, penyesalan atau pengandaian yang kupendam (lebih tepatnya kutendang dari kamus hidupku), sakit yang menyesakkan, iri atas mereka yang perjuangannya lebih mudah, dan masih banyak lagi. Aku ingin tetap di jalan ini. Entah aku akan jadi apa nantinya, tapi aku tahu Dia memiliki sesuatu di ujung, yang sama sekali tak kumengerti sekarang. Dan bila logikaku bertarung lagi dengan hati, kuyakin saat ini hatiku lebih mengerti. Ia sudah banyak tertempa. Aku akan terus melangkah walau kakiku tak di sini.

Inspirasi Oh Inspirasi..Dimana Engkau ....

Suntuk…!!!

Semua hanya penjara bagiku. Aktivitas membosankan. Semua yang datang justru menyampaikan keluh kesah masing-masing. Apa mereka tak tahu kalau aku juga punya keluhan sendiri? Ah, aku ingin lari dari penat, ingin pergi dari penjara ini, tapi aktivitas dan diriku sendiri membelenggu jiwaku. Aku tak ubahnya makhluk kerdil yang kini tak punya tujuan. Tak punya? Apa aku tak ingat dengan cita-citaku yang harusnya ku rintis sejak dulu, atau setidaknya dari sekarang?
Bodoh! Aku memang bodoh. Ternyata penat juga dengan berani mengubur inspirasiku. Kini pikiranku tak jauh beda dengan gang buntu, tak tahu mau lari ke mana. Penulis? Cita-citaku masih bisakah terwujud? Sementara bad mood telah mengacaukan segalanya.
Ya sudah, mungkin dengan bermain di dunia maya inspirasiku akan kembali. Selalu itu yang ku andalkan kalau sudah begini. Facebook, twitter, plurk, atau apalah teman-teman mereka sudah seperti “narkotik” sendiri buatku. Sesaat mereka membuatku larut dalam tawa, menghilangkan penat jiwa, terkadang membuatku melayang hingga aku lupa pada sebuah tujuan awal. Mencari inspirasi.
Inspirasi itu tak kunjung juga datang, tapi justru berlayar entah ke pulau mana. ”Narkotik-narkotik” itu juga hanya candu yang tak bisa buatku bahagia seutuhnya. Hanya saja, aku ingin bebas di alam maya itu, meluapkan setiap sepiku. Tapi hampa masih bernyanyi dalam harmoni hidupku.
Gilang. Aku menunggunya. Lelaki itu sudah ku anggap kakak, dia yang biasanya mampu menghapus nyanyian hampa ini. Tapi dia tak jua menyapa. Benda ajaib berwarna silver itu masih diam di samping bantal. Tapi, sepertinya ia sadar ku lirik cukup lama, ia berbunyi memberitahu ada sms untukku.
Gilang. Dia datang. Sejenak hawa segar kurasakan, tapi tak lama. Aku ingin berteriak membaca pesan itu.
“Dek, tidak seharusnya fb dan dunia maya itu menjadi pelampiasan, tidak baik untuk seorang wanita mengumbar emosinya di depan umum, apa tidak lebih baik kalau kamu menggoreskan pena saja untuk sebuah impian agungmu?”
Well, dia boleh saja menasihatiku, tapi apa dia tahu arti penat ini? Aku justru mencari inspirasi di sana. Apakah aku salah jika aku ingin sekedar berbagi perasaanku?? Aku ingin meluapkan semuanya. Tidak ada teman di sini. Perlahan hatiku berontak, mungkin memang sudah tidak ada yang bisa mengerti aku.
Benda ajaib itu terus saja berbunyi, seperti mengoceh kalau ada beberapa sms untukku. Aku mulai muak juga. Ku buka pesan-pesan itu. Dinda, Irna, Meita, Sari. Dari mereka, sahabat-sahabatku. Aku jadi bersemangat, ya aku masih punya mereka. Tapi apa, isi sms itu semua isi curahan hati mereka masing-masing. Dinda yang sedang dimarahi ibunya, Irna yang dicuekin kakaknya, Meita yang baru saja putus, juga Sari dengan cerita adiknya.
Huft… ku tarik nafasku pelan-pelan. Baiklah, ku layani mereka dengan baik. Aku tahu bagaimana harus bersikap sebagai sahabat tak peduli aku kini sedang di pucuk emosi. Tapi masalahnya, aku sudah kehabisan kata untuk menghibur mereka. Hanya satu jurus andalanku, “Keep your smile, friend!”
Begitulah sahabat, dengan begitu saja mereka tampak bahagia. Perlahan ku rasakan ada embun bahagia menetes di relungku. Aku sedang membayangkan senyum mereka, rasanya indah sekali. Dengan sejuk, aku merasakan embun itu seperti membuatku tenang. Neuron dan dendrit mengirimkan impuls khusus yang membuatku terhenyak, “Apa yang dikatakan Gilang itu benar.”
Sontak aku bergejolak, aku jernihkan kembali pikirku. Ya, dia benar, aku tak kan bisa maju bila ku biarkan terus inspirasiku terkubur. Dia memang sering menentangku, tapi itulah yang membuatku ‘bangun’. Aku bangun. Dengarkan wahai inspirasi, kamu harus ku gali dari persemayamanmu! Aku belum sempat menggalinya, ketika tiba-tiba otakku tersadar. Aku tak sendiri. Bukankah inspirasi itu kini sedang mengelilingiku? Inspirasi itu tidak terkubur, hanya aku tak pernah melihatnya atau tak menyadarinya bahwa mereka adalah inspirasi. Bukankah mereka adalah tinta yang siap ku gunakan untuk menggores halaman putihku?
-selesai-

Nikmatnya Bersyukur

Bersyukur
Tak ada yang lebih indah daripada kata hidup. Berterima kasihlah bahwa
Allah telah memberikan hidup pada kita. Karena hidup kita bisa menikmati
seluruh alam yang indah tak terperikan ini. Mari jadikan hidup penuh
syukur.
Cinta
Hiduplah dengan cinta. Eit, tunggu dulu, jangan terlalu sempit
berpikirnya. Bukan cinta dalam arti memadu asmara lho. Mencintai hidup,
mencintai sesama dan seluruh alam semesta akan membuat hidup kita terasa
lebih hangat dan indah luar biasa. Nggak percaya? Coba deh.
Respect
Memberi dan menerima, sudah menjadi hal yang semestinya kita lakukan
dalam kehidupan. Salah satunya adalah memberikan rasa hormat kita pada orang
lain. Anggaplah orang lain sama pentingnya dengan dirimu. Membuat orang
senang itu menyenangkan, let's get do it.
Bahagia
Kata orang bahagia itu relatif sekali, tapi punya tanda minimal, yakni
senyum. Orang yang berbahagia, selalu menunjukkan senyumnya yang paling
manis. Gimana kalau mulai sekarang kita membuat hidup lebih bahagia
dengan senyum ceria. Bukankah senyum pada saudara adalah ibadah.
Forgivenees
Banyak orang yang stres, gara-gara ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri
dan orang lain. Hidupnya penuh dengan kemarahan, yang akhirnya membuat
ia tertekan. Padahal jadi seorang pemaaf lebih menyenangkan.
Berbagi
Salah satu cara membuat hidup itu tidak sepi adalah dengan berbagi.
Berbagi apa saja, curhat sama teman, berbagi kasih sayang dengan anak
yatim atau yang lainnya. Manusia punya dua kebutuhan yang sangat
mendasar.
Di satu sisi ia senang menerima, tapi di tempat lain, entah di mana, ia
pasti butuh memberi.
Kejujuran
Hidup tanpa kejujuran seperti seorang pelayan yang selalu menambal jala
sebelum terjun kelautan. Jujur mampu membuat hidup kita lebih ringan,
tak ada beban untuk menutupi kebohongan yang kita lakukan.
Ketulusan
Jika kejujuran membuat hidup kita lebih ringan, ketulusan membuat hidup
kita lebih mantap. Tak ada perbuatan yang sukses jika tidak dikerjakan
dengan ketulusan.
Kepekaan
Satu keajaiban yang diberikan Allah pada kita adalah hati. Dengan hati
manusia bisa merasakan sedih dan senang, dengan hati manusia bisa
memilih
kebenaran. Sekarang tinggal bagaimana kita menjaga, hati kita tetap
peka.
Pada kebenaran, pada kemanusiaan dan kebaikan.
Kedamaian
Jika semua resep bisa kita lakukan, anugerah paling sempurna dalam hidup
ini akan kita terima. Anugerah itu adalah kedamaian. Damai adalah sebuah
hal yang sangat mahal, tak jarang untuk meriah kedamaian manusia mesti
berperang. Jika kita sudah memilikinya, mari kita jaga.

LUPA??? iyaSiapa Bilang Masalah?

Suara vespa yang terus merongrong benar-benar mengganggu. Hampir aku mati ide. Terdiam beberapa saat. Mencoba mencari lagi lubang inspirasi yang sudah kutandai. Ah, lupa memang suatu kewajaran. Kadang menyebalkan. Tapi, sekali lagi, Tuhan memang adil. Bahkan lupa pun tidak sia-sia, kecuali kalau kita memilih untuk menyia-nyiakannya. Kembali lagi, semua hanya tentang pilihan.
Ya, aku memang lupa mau menuliskan tentang apa. Sambil mengingat, aku asyik saja mengetik apa yang ada di pikiranku. Menulis hanya tentang menulis, termasuk menulis bahwa kita sedang lupa dengan apa yang akan kita tulis. Entah, sekarang tiba-tiba aku jadi ingin menulis tentang sebuah kata yang unik: LUPA. (Tuh kan semua bisa jadi inspirasi? )
Suara vespa merongrong lagi, kali ini semakin pelan, menjauh. Ia pergi bersama pengendaranya. Ah, apa pentingnya sebuah vespa. Hei, apa pentingnya? Tidak ingatkah bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini? Mungkin Tuhan memperdengarkan suara raungan vespa tadi untuk mengantarkanku pada sebuah inspirasi bernama LUPA.
Lupa, seperti yang saya bilang tadi merupakan sesuatu yang sangat menjengkelkan. Bagaimana nggak jengkel bin sebel kalau semaleman udah ngapalin berbab-bab tiba pas ujian lupa, keteteran semua. Bagaimana nggak sebel bin gondok kalau pas lagi masak ikan kita tinggal pergi bentar lalu gosong hanya gara-gara kita lupa kalau lagi masak ikan. Bagaimana nggak gondok bin nyesel kalau kita udah apaaaaaaal banget sama namanya rumus rata-rata, standar deviasi, varian, dan segala tetek bengeknya, tapi pas ujian dapat jeblok cuma gara-gara lupa ngasih kuadrat pas ngitung di kalkulator. Bagaimana nggak nyesel bin sesek kalau sebuah persahabatan menjadi bermasalah hanya gara-gara kita lupa memenuhi amanat sahabat untuk mengambil cuciannya, alhasil cucian sahabat kita basah semua kaya pohon dan kebun pas ada tik-tik bunyi hujan di atas genting, lalu sahabat kita tidak bisa ikut wawancara magang dan diundus satu semester lagi, dan terpaksa dapat nilai jelek, dimarahin orang tua lagi. (oke yang ini kayaknya lebay, hehe. ^^V )
Apapun jenis lupanya, minumnya tetap teh botol S**ro. Nah lho? Iya kalee, gimana kalau juga lupa minum teh botol *os**?? Haha, lewat. Lupakan. Hanya sedikit intermezzo. Lupa umumnya memang menjengkelkan, sangat menjengkelkan, menyebalkan, menyesakkan, membuat orang menyesal dan bla..bla..bla.. Eits, itu kalau kita memaknainya demikian, kawan? :) Lupa bisa jadi senjata bonus untuk Tuan (bukan senjata makan Tuan) kalau kita mau menjadikannya demikian. Aku sedang belajar untuk itu.
Pernah nggak sih kita belajar berpikir lain dari apa yang biasanya orang pikirkan? Kita bisa mengambil banyak kesempatan, hikmah, dan manfaat dari sebuah kata bernama lupa. Ketika kita lupa kalau hari ini harus pergi bareng sama temen misalnya. Mungkin Tuhan sedang melindungi kita. Bisa jadi kan, ketika kita pergi ternyata terjadi sesuatu pada diri kita yang tidak kita sadari. Ketika kita lupa mengembalikan buku ke perpustakaan, otomatis denda melilit dompet. Hikmahnya? Kita menambah pemasukan untuk perpustakaan, bisa jadi uang denda kita dibeliin buku bagus yang entah hari ke berapa setelah kejadian denda kita, ada adek kelas yang tersenyum karena menemukan referensi untuk tugasnya. Ketika kita lupa mengunci pintu kamar dan kemudian ada kucing mencuri ikan jatah makan malam kita, maka lupa kita menjadi jalan sedekah kita. Jalan sedekah kita kepada makhluk Allah yang lain. (Ya kalau kucing yang nyuri ikan, kalau manusia nyuri yang lain??? Haha, menurutku itu hak prerogatif Tuhan untuk menjadikan kita lupa, agar kita belajar dari lupa.)
Bagiku, yang menganut paham bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, percaya bahwa lupa juga bukan merupakan kebetulan. Lupa merupakan ‘sesuatu’ (saya bingung menyebutnya apa, sepertinya kata ‘sesuatu’ paling tepat) yang sangat halus dan tidak kita sadari, dan tiba-tiba terjadi begitu saja. Lalu kita akan ingat apa yang terlupa setelah akibat dari lupa itu kita rasakan. Lupa hanya perlu dimenej dengan lebih baik. Dan lupa mungkin juga cara Tuhan mengingatkan hamba-Nya, agar belajar, bahwa semua adalah pelajaran dan tidak ada yang sia-sia. Dan lupa adalah hak prerogatif Tuhan untuk menyematkannya di kepala siapa saja, termasuk seorang jenius sekalipun. Mungkin, lupa  adalah representasi atas perbuatan-perbuatan kita yang lalu.
Well guys, tapi lupa tidak selamanya menyebalkan kok. Bayangkan deh kalau nggak ada kata LUPA di dunia ini? Kita terus saja mengingat hal-hal menyedihkan. Kita terus saja mengingat sakitnya jatuh dari sepeda pas umur 5 tahun sampai sekarang. Kita terus saja inget tragedi-tragedi buruk dalam episode hidup kita. Dan masih banyak lagi. Kita bakal jadi manusia penuh traumatis dan tidak berani menghadapi hari depan. Bahkan, kita bisa jadi gila, lalu mati gara-gara depresi akut. Ih ngeriiiiii.. :D
lupa dan apapun yang ada di dunia ini semuanya sudah diatur oleh-Nya, semuanya terjadi begitu saja, sepaket dengan hikmah yang didesain unik, yang bahkan mungkin tidak pernah kita sadari. :)

Bersihkan hati dan jiwa dari selain-Nya ..^_^

Assalamu’alaikum…Apa kabar sahabat… semoga tak lelah memantapkan iman, tak lelah meniti jalan ke surga-Nya.
Sahabat… setiap saat, setiap waktu dengan cinta-Nya Allah memanggil dan menanti hamba-Nya. Dengan sabar Allah menunggu kita semua untuk kembali taat kepada-Nya.
Dari semejak kita bangun tidur sampai kita tidur kembali di situ ada Allah yang senantiasa menyertai setiap gerak langkah kita, menyaksikan kita. Setiap saat Dia dalam penantian.
Namun, betapa sering kita sebagai hamba yang telah dikaruniai berbagai nikmat melupakan-Nya. Kita terlalu sibuk dengan dunia kita masing-masing. Namun begitu Allah tetap sayang kepada kita.
Sering Allah mengingatkan kita dengan teguran-teguran kecil yang Ia timpakan kepada kita dengan harapan kita akan mengadu kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya. Sering Allah memberi berbagai kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, sedikit lebih peduli dengan kehidupan rohani, membersihkan hati, namun begitulah, kita lebih sering menepis dorongan nurani yang mengajak kita kembali mengingat-Nya.
Kita lebih sering menunda dan mengabaikan berbagai kesempatan yang Allah tawarkan, menganggap kecil peringatan yang diberikan, berharap masih ada waktu baginya memperbaiki diri di kemudian hari.
Wahai diriku dan Sahabatku…, pandai-pandailah mengatur waktumu. Jangan kau habiskan semuanya untuk duniamu. Ingat, bahwa kau takkan hidup selamanya. Dunia ini fana, tiada kesenangan yang abadi di sini. Semuanya hanya fatamorgana. Janganlah kau tukar kebahagiaanmu yang kekal kelak dengan kesenangan sesaat sekarang yang akan berujung pada penyesalan yang tiada berkesudahan.
Wahai diriku dan sahabatku…. Bersegeralah dalam kebaikan, berhati-hatilah menjalani hidupmu. Waspadalah dengan cobaan-cobaan kecil yang ada padamu. Bisa jadi ia adalah tanda sindiran dari Allah, bahwa kau mulai bergeser menjauhi-Nya.
Peliharalah hatimu dari keterlenaan, kealfaan dari mengingat-Nya, bersihkan hatimu sebersih-bersihnya, karena dengan begitu kau akan mudah menyerap semua ilmu-Nya, peka terhadap kesempatan dan peringatan dari-Nya.

Sahabat, selamat berjuang meniti jalan ini, bersihkan hati, bersihkan jiwa dari segala sesuatu yang menjauhkanmu dari-Nya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.

Ketika Mencitai Satu Sama Laen

Ketika seorang perempuan sudah tak lagi mencintai seorang lelaki, dia pasti tidak akan pernah mau untuk sekedar memeluknya, kecuali lelaki tersebut menangis di depannya. Atau kebanyakan, seorang perempuan paling hanya akan menenangkan lawannya dengan cara menepuk-nepuk bahunya tanpa harus melakukan ritual berpelukan.
Untuk memberikan sebuah pelukan, tentunya diperlukan sebuah perasaan didalamnya. But ini tidak berlaku untuk kaum Adam yang bernama lelaki. Dia masih bisa untuk memeluk mendekap meskipun dia sudah tak lagi mencintai perempuan tersebut. Dia akan segera mendekap erat seperti dulu ketika melihat muka kasihan nan iba di depannya.
Seorang teman pernah bercerita, satu tahun sudah keduanya tak bertemu tapi ketika mereka bertemu, dia masih juga memeluk perempuan itu. BEnarkah dia masih mencintai perempuan tersebut?
Kalau dia masih mencintainya kenapa ketika saat melepas pelukannya dia sempat berkata, "Sudah, jangan kau habiskan waktu mu untuk seorang aku. Aku sudah bukan diriku yang dulu lagi."
Seorang lelaki memeluk perempuan masa lalu, apakah benar hanya sebentuk rasa Kasihan? karena perempuan itu masih membutuhkannya masih belum bisa melupakannya lalu dia merasa terharu hingga untuk mengharuskan memeluknya? atau karena ada sesuatu yang belum sepenuhnya hilang?
Kemudian seorang teman lain pernah berkata, Itu kan hal yang wajar, bukankah pelukan bagi cowok adalah satu bentuk sikap gentle saja, bukan atas dasar cinta kemudian memeluknya. Dia akan dengan ikhlas memeluknya hanya sebagai rasa belas kasihan karena akan sangat kejam bin keterlaluan kalau hanya sebuah pelukan saja tak mau di lakukan hanya untuk sekedar menenangkan emosi.
Masih kata temen juga bahu dan pelukan kaum adam itu tak lebih hanya sebagai rasa kesetiakawanan. Sedang bahu dan pelukan seorang perempuan tak lain hanya cuma untuk cinta saja.
Demi sebuah cinta, seorang perempuan akan menyimpan bahu dan pelukannya.
Dan untuk sebuah rasa toleransi seorang lelaki memberikan bahu dan pelukan.Dia akan bisa memeluk seseorang yang sudah tak lagi dicintainya.

Mengenal Tanda Tanda Ajal Begituh Dekat

Ada seorang hamba yang begitu taat kepada Tuhan. Sebut saja namanya Fulan. Fulan sangat rajin beribadah. Pendeknya, Fulan ini tak pernah lalai sekalu pun kepada Allah SWT.
Suatu hari ada yang bertemu ke rumah Fulan. Betapa kaget Fulan ketika mengetahui siapa gerangan yang datang bertamu. Tamu itu ternyata Izrail, malaikat pencabut nyawa. Terjadilah tanya jawab antara Fulan dengan tamunya itu.
"Wahai sahabatku, Izrail! Apakah perihal kedatanganmu ke mari adalah atas perintah Tuhan untuk mencbut nyawaku, ataukah hanya kunjungan biasa?"
"Ya, Fulan sahabatku! Kedatanganku kali ini tidak dalam rangka mencabut nyawamu. Kedatanganku ini hanya kunjungan biasa. Kunjungan seorang sahabat kepada sahabatnya."
Mendengar penjelasan Izrail, maka seketika bersinarlah wajah Fulan karena gembiranya. Mereka lalu berckap-cakap sampai tiba saatnya Izrail akan pamit.
"Wahai sahabatku, Izrail! Sebagai tanda persahabatan kita, aku ada harapan kepadamu kiranya engkau tidak berkeberatan untuk mengabulkannya."
"Gerangan apakah permohonanmu itu, hai Fulan sahabatku?"
"Begini, ya Izrail. Jika nanti kau datang lagi kepadaku dengan maksud untuk mencabut nyawaku, maka mohon kiranya engkau mau mengirimkan seorang utusan kepadaku terlebih dahulu. Jika demikian, maka aku ada waktu untuk bersiap-siap menyambut kedatanganmu."
"Oh, begitu? Hai, Fulan, kalau hanya itu permohonanmu, aku kabulkan. Aku berjanji akan mengirimkan utusan itu kepadamu."
Gembiralah Fulan menerima janji Izrail. Rupanya Izrail ini berbaik hati mau mengabulkan harapanku, demikian pikir Fulan.
Demikian kisahnya, waktu pun berjalan. Tahun berganti tahun. Tak terasa bahwa pertemuan antara Fulan dengan Izrail telah sekian lama berlalu. Kehidupan berlangsung tersus sampai suatu ketika Fulan kaget sekali. Tak disangka-sangka sebelumnya Izrail muncul di rumahnya. Fulan merasa bahwa kedatangan Izrail ini begitu mendadak, padahal ada komitmen janji Izrail kepadanya.
"Wahai, Izrail sahabatku! Mengapa engkau tak mengirimkan utusanmu kepadaku? Mengapa engkau ingkar janji?"
Dengan tersenyum, Izrail menjawab, "Wahai Fulan, sahabatku! Sesungguhnya aku sudah mengirimkan utusanku itu kepadamu, hanya kamu sendiri yang mungkin tidak menyadarinya. Coba perhatikan punggungmu, dulu ia tegak tetapi sekarang bungkuk. Perhatikan caramu berjalan, dulu kamu begitu tegap perkasa, sekarang gemetaran dengan ditopang tongkat. Perhatikan penglihatanmu, dulu ia bersinar sehingga orang luluh kena sorotnya tetapi sekarang kabur dan lemah. Ya, Fulan, bukankah pikiran-pikiranmu sekarang mudah putus asa padahal ia dulu begitu enerjik dan penuh berbagai harapan? Tempo hari kamu hanya menginginkan seorang utusan saja dariku, tetapi aku telah mengirimkan begitu banyak utusanku kepadamu!"
Sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah, Poliyama Widya Pustaka

Seorang Anak Kecil Takut Api Neraka

Dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan dia terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.
Apabila orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?"
Maka berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik saya telah membaca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermaksud, " Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka."

Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalm api neraka."
Berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik, pakcik adalah orang yang berakal, tidakkah pakcik lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa."

Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?"

“ SURAT KU TERBUKA UNTUK SAHABAT MUSLIMAH SEJATI DIMANA ENGKAU BERADA“

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

B i s m i l l a h i r r a h m a a n i r r a h i i m,

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala pujian kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga tercurah atas junjungan kita Rasulullah SAW, beserta keluarganya, para shahabatnya dan orang2 yang istiqomah dijalan-Nya.

Sahabat facebook fillah, Ini adalah sepucuk surat buat segenap ukhti yang beriman kepada Alloh dan hari akhir. Buat segenap wanita… baik sebagai ummi ( ibu ), ukhti, istri maupun binti…yang oleh Alloh Ta’ala telah diberi amanah memelihara tanggung jawabnya masing-masing… niscaya di hari kiamat kelak akan menanyakan apa yang menjadi tangggung jawab anti semua.

Buat segenap remaja putri yang mengimani Alloh… buat siapa saja yang hari ini menjadi ukhti… kemudian esok bakal menjadi istri dan selanjutnya menjadi ummi.

Wahai wanita yang mengimani Alloh sebagai Rabb-nya, Islam sebagai dien-nya dan Muhammad sebagai nabi serta rasulnya. Mudah-mudahan engkau pernah membaca seruan nan luhur dari Alloh: “Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan suara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap berada di dalam rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Alloh dan Rasul-Nya… (Al Ahzab: 32-33)

Itulah seruan Alloh kepada siapa saja yang memahami firman-Nya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan wanita yang mukmin apabila Alloh dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang saiap yang mendurhakai Alloh dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dalam kesesatan yang nyata. (Al Ahzab: 36)

Wahai ukhti… bacalah dan jangan terperdaya. Engkau hidup di zaman dimana kehinaan telah menguasai keutamaan. Karena itu berhati-hatilah terhadap mode-mode busana menyolok para wanita telanjang, mode-mode yang menjadi salah satu penyebab kejahatan dan kerusakan, dan hilangnya izzah seorang muslimah sejati

Wahai ukhti… janganlah engkau terperdaya oleh para dajjal, turis-turis yang menyerukan tabarruj dan buka-bukaan. Mereka adalah musuh-musuhmu wahai putri Islam-khususnya- dan musuh para kaum muslimin pada umumnya.

Wahai ukhti… sebenarnya Alloh telah menurunkan ayat-ayatNya yang telah jelas, supaya dengan melaksanakan tuntunan-tuntunan syari’at yang ada di dalamnya, engkau menjadi terpelihara dan tersucikan dari kotoran-kotoran jahiliyah yang hari ini, musuh-musuh Islam, para penyeru kebebasan, berusaha keras untuk sekali lagi mengembalikan kaum wanita ke abad jahiliyah dengan bersembunyi di bawah cover Peradaban, Modernisasi, emansipasi, dan Kebebasan.

Namun sebenarnya orang-orang itu lupa dan tidak pernah memperhatikan bahwa wanita muslimah tidak mungkin akan dapat menerima pembebasan dirinya lepas dari pengabdiannya kepada Rabb-Nya untuk kemudian jatuh menjadi mangsa bagi budak-budak tentara iblis.

Wahai putri Islam…para penyeru tabarruj dan buka-bukaan amat berambisi untuk melepaskan hijabmu, mereka berlomba-lomba ingin mengeluarkanmu dari rumah-rumahmu dengan dalih emansipasi.

Sayang seribu kali sayang, ternyata banyak wanita yang telah keluar rumah dengan pakaian yang menampakan ketelanjangannya (berpakaian tapi telanjang). Mereka berjalan berlenggak-lenggok, sanggul kepalanya seperti punuk onta, menggugah kelelakian kaum lelaki dan membangkitkan letupan-letupan nafsu seksual yang mestinya terpendam.

Wahai putri fitrah… janganlah engkau tertipu dengan semboyan peradaban yang sebenarnya hanya akan menjajakan wanita sebagai barang dagangan yang ditawarkan kepada siapa saja yang menghendakinya. Jangan pula engkau tertipu dengan tipu daya yang tak tahu malu. Alloh berfirman: “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh, tidaklah mereka mengikuti melainkan hanya persangkaan belaka dan tidaklah mereka melainkan hanya berdusta. (Al An’am: 116)

Pada busana sebatas lutut engkau bergegas ? Demi Alloh, sungai manakah yang kan engkau seberangi ?

Seolah pakaian masih panjang di pagi hari

Namun kian tersingsing saat demi saat

Engkau sangka kamu laki-laki itu tanpa rasa ?

Sebab engkau mungkin tak lagi punya rasa ?

Tidak malukah engkau terhadap pandangan-pandangan mata itu ?

Aduhai ukhti… ! bacalah dan jangan terperdaya! Malukah engkau untuk bertaqwa dan berbusana iman ? Sementara engkau tiada malu untuk bertabarruj dan buka-bukaan ?

Wahai ukhti…, adakah akan merugikanmu penghinaan kaum juhala (orang-orang yang bodoh) itu selama kita berada di atas al haq sedang mereka di atas al bathil ?

Tidakkah engkau dengar firman Alloh: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya di dunia menertawakan orang-orang yang beriman. Dan bila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka mereka saling mengedip-edipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali dengan gembira. Dan jika mereka melihat orang-orang mukmin mereka berkata: ‘Sungguh mereka itu benar-benar orang yang sesat’, padahal orang-orang yang berdosa itu tiada dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang–orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Al Muthafifin: 29-36)

Wahai ukhti… siapa yang kelak tertawa di akhirat niscaya dia akan banyak tertawa.

Atau engkau pernah berfikir bahwa hijabmu itu akan menghalanginya untuk mendapatkan seorang suami?

Hai ukhti… Demi Alloh! Pikiran itu hanyalah waswasah (bisikan) syetan.

Tidakkah engaku tahu bahwa Alloh telah menetapkan bagi wanita pasangannya masing-masing? Maka karena itu dengarkan firman-Nya:

“Perempuan-perempuan buruk (jahat) untuk pasangan laki-laki yang buruk (jahat). Laki-laki yang buruk untuk pasangan perempuan-perempuan yang buruk pula. Dan perempuan-perempuan yang baik untuk pasangan laki-laki yang baik untuk pasangan perempuan-prempauan yang baik.” (An Nur: 26)

Oleh sebab itu mestinya engkau jangan ridha kecuali jika menjadi pedamping seorang suami yang baik yang shalih, yang berpegang teguh pada ajaran diennya dan selalu merasa diawasi oleh Rabbnya.

Suami seperti inilah yang engkau bakal merasa aman bagi jaminan hidup masa depanmu. Lihatlah! Di sana banyak sekali putri-putri sebangsamu yang terjebak dalam tipu daya kehidupan Romantisme dan Cinta menyesatkan. Ternayata banyak di antara mereka kemudian gagal dalam menempuh jalan hidupnya…. Begitu tragis.

Alloh berfirman: “…Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar”.

“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (At Thalaq: 2-3)

Tapi bagaimanakah engkau sanggup berbusana seperti ini di tengah musim panas dan teriknya sengatan matahari ?

Wahai putri fitrah… sesungguhnya di dalam iman terdapat rasa manis bagi jiwa dan rasa tentram bagi dada. Kalau engkau tahu bahwa neraka jahannam itu lebih panas niscaya segala rasa panas dunia akan, menjadi ringan bagimu.

Ketahuilah, sungguh seringan-ringannya orang yang disiksa di neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah telapak kakinya diletakkan sepotong ‘bara’ dari api neraka, tetapi dari sepotong bara di bawah kakinya itu kan mendidih otaknya…na’udzubillahi min dzalik..tsumma na’udzubillah…

Waspadalah akan godaan-godaan syetan. Dengan demikain apakah gerangan yang menyebabkanmu berpaling dari seruan Alloh? Dunia dan perhiasannyakah …?

Bacalah firman-Nya: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permaianan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak seperti hujan yang tanam-tanamannya itu mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu melihat warnanya menjadi kuning kemudian manjadi hancur. Dan akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Alloh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al Hadid: 20)

Atau adakah engkau kini sedang bergembira ria dengan para pemuda dan dengan dunia kecantikan, seraya engkau katakan: “Nantilah saya akan berhijab kalau umurku sudah tua” ?

Ketahuilah –semoga Alloh menunjuki kita semua- bahwa apa yang engkau gembirakan itu adalah nikmat Alloh sebab; “Apa-apa yang ada padamu dari suatu nikmat maka ia adalah datangnya dari Alloh.” (an Nahl: 53)

Mestinya engkau wajib bersyukur kepada Alloh dengan cara mentaati-Nya.

betapa banyak remaja yang hari-harimnya penuh tawa…

padahal kain-kain kafan t’lah siap untuknya

sedang ia tak mengira betapa banyak temanten putri dihias ‘tuk sang suami tiba-tiba nyawa melayang di malam taqdir

Wahai ukhti… kembalilah segera kepada nilai-nilai dan prinsip Islam, niscaya harga diri dan kehormatanmu akan terjaga di hadapan siapa saja. Angkatlah kemuliaanmu wahai ukhti dengan cara menutup aurat dan berhijab. Semoga Alloh memberi taufik kepada kita semua untuk bisa melakukan apa yang dicintai dan diridahi-Nya. Dan semoga sahabat facebook mendapatkan hidayah Allah lebih khusus para muslimah sejati, diberikan kekuatan oleh Allah SWT sehingga mempunyai semangat baru setelah membaca nasihat ini. Nasihat ini kami kirimkan kepada sahabat facebook semuanya khususnya kpd para muslimah sejati, semata – mata karena rasa CINTA yang mendalam akan rindunya kita bersama – sama bertetangga dengan Rasulullah SAW di Surga Allah SWT..Shubhanallah.

Akhirnya saya memohon pada Alloh agar Ia menjadikan amalan kita ikhlas karena wajah-Nya, dan menjadikan kita orang – orang yang bersaudara karena mengharap keridhaannya.

Wallahu a’lamu bish shawab.
 

ping.sg - the community meta blog for singapore bloggers
backlink
Freelance JobsPowered by

Selamat Datang Jgn Lupa Comment

Kumpulan Buku Silakan Di Unduh

Kalau Pengin Music .. Tinggal Di Klik,,^_^


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com