Info

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Coretan Pujita Kiki Maulana - saya senang Anda berada di sini, dan berharap Anda sering datang kembali. Silakan Berlama - Lama di sini dan membaca lebih lanjut tentang artikel dunia islam (Blogging, Peneyejuk Hati, Goresan Hati, Mengenal Neraka; Goresan hati Dan Lain Lain) yang Kami susun. Ada banyak hal tentang kami, Anda mungkin akan menemukan sesuatu yang menarik

Sekilas Tentang Pujita Kiki Maulana

Nama saya Pujita Kiki Maulana, Saya Bukan Seorang Blogger, Desainer atau Apapun Tapi Saya Hanya Seseorang Yang Ingin Selalu Belajar dan Ingin Tahu Sesuatu Yang Baru...

Untuk Kita Renungakn Semua Yang Merasa Terlahir Dari Rahim Seorang Ibu Kita


Untuk kita semua yg selama ini sudah merasa BERBAKTI atau yg belum merasa BERBAKTI kepada Orang Tua, khususnya kepada Ibunda kita tercinta & termulia... mari kita simak kisah berikut ini...

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya yg sedang memasak. Anak kecil yg polos itu menyerahkan selembar kertas pada Sang Ibu.


"Ada apa Nak?" tanya Sang Ibu.

"Aku ingin menyampaikan tagihan ini buat Ibu..." kata si Anak dengan polosnya.

"Hah? Tagihan apa?" Sang Ibu kembali bertanya sambil setengah tertawa. Akhirnya diterimalah secarik kertas dari Si Anak.
"Ya, ini tagihan dari aku buat Ibu..." Si Anak menegaskan.

Beginilah bunyi "Surat Tagihan Si Anak" itu:
- Memotong rumput Rp. 5000
- Membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
- Pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
- Menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
- Membuang sampah Rp. 1000
- Belajar & mendapat Niilai bagus Rp. 10.000
- Membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000

Tagihan untuk ibu adalah Rp. 32.000


Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Wajahnnya tetap tersenyum dengan kasih sayangnya. Dia merasa geli, pengen ketawa melihat kelakuan Anaknya itu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya.

Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, GRATIS

Untuk semua malam ibu menemani kamu, GRATIS
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, GRATIS
Untuk semua susah & air mata saat mengurus kamu, GRATIS
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, GRATIS

Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa harga KASIH SAYANG ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang Anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata:
“Bu, aku sayang sama ibu... maafkan aku ya, Bu...” ia kemudian mendekap ibunya.
Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.
”Ibu juga sayang banget sama kamu nak” kata sang ibu.

Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu. Kali ini Si Anak menuliskan kata: “LUNAS”

Sang Ibu pun tertawa sambil berlinang air mata bahagia, dan kemudian memeluk kembali Si Anak dengan segenap Kasih Sayangnya...

====== Nabi Muhammad mengatakan: Meskipun engkau menggenggam seluruh isi dunia & kemudian engkau bayarkan sebagai ganti jerih-payah Ibu-Bapakmu dalam membesarkanmu, maka itu semua tak akan mampu membayar jerih payah mereka meski hanya untuk setetes keringat mereka sekalipun.
======
Silahkan direnungkan...

Maaf, Aku Harus Pergi Sobat Dunia Maya Facebook ....


Sudah beberapa bulan,
Sudah beberapa hari,
Aku mengenai kalian, Sobat .... bunda anis,bunda nurul,bunda lulu,ukhti yang muslimah semua'a
Tawa canda kita lalui bersama..
Sedih dan tangis kita lewat bersama..

Mungkin ini saatnya..
Aku pergi dengan terpaksa..
Meski ini bukan mau ku..
Meski ini bukan ingin ku..

Aku sudah menganggap kalian adalah keluarga ku..
Aku sudah menganggap kalian adalah sahabat ku..
Meskipun aku tak pernah bertemu ataupun bertatap muka dengan kalian..

Amat berat aku harus bicara seperti kepadamu, Sobat ..
Amat sulit untuk menulis semua ini..
Dan untuk sementara waktu aku pergi..
Insya allah, aku kembali dan bertemu dengan mu..

Maafkan aku, Sobat ..
Atas semua kata-kata dan sikap yang pernah ku ucapkan ..
Baik sengaja ataupun tidak sengaja..

Maafkan aku ya..
Maaf, aku harus pergi..
Entah sementara waktu ataupun selamanya..
Hanya Allah SWT dan waktu yang akan berbicara...

Jaga kalian semuanya...
Semoga Perpisahan ini dirdhoi allah swt..
Buat Para sahabatKu Bunda Dan Ukhti semua Terus semangat yaah...
By.Pujita Kiki Maulana
[SedihMeninggalkanSobatDenganTerpaksa]

Kenapa Ea Masih Banyak Yang Kehilangan Sahabat Ea


Sugeng rawuh tamu-tamu agung Penyejuk Hati yang saya sayangi… :) Kabarnya pasti baik-baik saja kan? Atau ini ngenet gara-gara sakit sehingga ndak bisa keluar rumah? Atau sakitnya sakit hati, sehingga browsing saja dan mengunci kamar? Walah-walah, bagi yang sakit saya doakan cepet sembuh, yang sakit hati enaknya cari artikel lucu saja. Biar bisa tertawa sendiri gih!! ;-)
Di malam ini saya mau menulis tentang fenomena kehilangan sahabat. Akhir-akhir ini banyak sekali yang mencari puisi untuk sahabat, puisi kehilangan sahabat di Penyejuk Hati ini. Saya juga ndak tahu, ada apa gerangan fenomena ini bisa terjadi. Apakah memang banyak pengkhianatan oleh sahabat mas dan mbak cantik sekaliyan?

Namun begitu, kok yang berkomentar sedikit ya? Apa puisi saya jelek? (ya iya laah) Oh, ya maaf, lha wong saya ndak mendalami sastra Indonesia kok. Hee… Jadi hanya segitu kemampuan “sementara” saya. Lha kok sementara? Ya kalau saya mau bergiat diri, saya bisa juga menjadi penulis puisi yang handal. Wekekek… :p
Hmm… Paling-paling mereka yang sedang kehilangan sahabat sedang gundah gulana saat ini. Jadi ndak sempat menuangkan sedikit sinar emosi di Penyejuk Hati ini. Kan Penyejuk Hati aseli ndak penting, apa pentingnya sih berkomeng-komeng ria di puisi ndak penting? :D Tapi bagi mas ngganteng dan mbak cantik yang sudah berkomeng ria, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Itu merupakan suatu tanda mata dari sampeyan yang tidak terhingga nilainya. :)
Bagi yang sedang kehilangan sahabat, ya mohon di-share disini mas, mbak… Sarana curhat sahabat begitu…  Saya juga ingin membaca cerita sampeyan semua. Bagaimana pengalaman sampeyan soal sahabat. Nanti kan bisa dibaca oleh teman-teman yang lain, tamu agung Penyejuk Hati selanjutnya. Hee…
Yasudah lah, sampai disini dulu tulisan ini. Kalau panjang-panjang pasti ndak ada yang baca. Hee… Semoga tidak banyak yang kehilangan sahabat… :)
Brebes udan deres, komentar mesti dibales! :D

Asal Asalan Nulis Lagi


Hikmah ……………….
Apa arti sebuah hikmah???
Hikmah adalah suatu pelajaran yang tersembunyi dibalik peristiwa dimana hanya Allah yang tahu dan akan memberi tahu hambanya yang Dia cintai. Definisi darimana??? Pemahaman pribadi…..he…he…kalo salah ya……….maaf.
Seperti sebuah judul sinetron, he…he…he…
Ya mungkin itu yang kini mampu Anggie syukuri.
Telah banyak hal yang dialami selama  bertahun-tahun ini, ya paling dekat setahun belakangan ini. Banyak hal yang mampu membawa tawa, tangis, dan juga beragam makna.
Mulai kesempatan mengikuti therapy, sakit, dan beragam kisah ”hati”.
Bukan pertama kali KIKI gagal menempuh sesuatu jadi ketika gagal therapy………. itu bukan pertama kali. Ya sudahlah………….. Bukankan ketika satu pintu tertutup maka pintu lain terbuka bagi kita………. ketika semua pintu tertutup maka masih ada cendela yang mampu memberi kesempatan kita melihat apa yang kita inginkan itu sungguh indah dan pantas untuk diperjuangkan? Tetap SEMANGAT!!! ” Semangat bisa membuat seseorang mendapatkan apa yang dia inginkan” (Ice Princess)
Ketika hari mendekati ultahku tahun ini , Allah memberi ujian sakit Dalam ketidak berdayaan itu yang terpikir hanya semua milik-Nya dan akan kembali kepadaNya. Seorang sahabat mengirim pesan hangat dan mengingatkan, ”Sakit merupakan pertanda Allah masih sayang pada kita dan Insya Allah sakit merupakan salah satu cara melebur dosa-dosa kita. Jadi tetap bersabar dan ikhlas menjalani hidup ini”.Bukankah sabar dan shalat adalah penolong bagi orang2 mukmin?? Benar ga sih?? .
Kisah ”hati”………………???
Plato pernah berkata, ”ketika seseorang jatuh cinta maka apapun yang dipegangnya adalah puisi”. Dan puluhan puisi telah aku tuliskan untuk itu………….. narsis ya??
Sakit hati akan membuat hati seseorang akan semakin kuat (charlie’s Angels), maka……….semoga hatiku jadi kuat ya
Ternyata, menangis itu menenangkan ya???
Aku pernah dengar kalau airmata tidak hanya baik untuk membersihkan mata tapi bisa meregangkan syaraf-syaraf di otak yang tegang karena stres.Masalahpun rasanya sebagian larut dalam air mata dan selanjutnya…………. sebagian hatimu akan tenang (Percaya ga percaya coba aja). Sebuah pekerjaan yang dulu sangat aku benci dan aku hindari……… benar mungkin kata orang kalau ingin menangis maka menangislah karena menangis bukan hal yang memalukan dan kadang memang sangat kita butuhkan karena itu sangat manusiawi sekali. Ya asalkan ga keseringan aja……….. itu cengeng.. tul gak ??………….
Banyak hal yang membuat aku mengerti dan semakin mengerti…………..
Dalam kitabNya semua telah tertulis rapi dari kejadian yang ga penting (yang kita pikir gitu) sampai hal yang sangat mempengaruhi hidup kita selanjutnya. Aku pernah baca kalau memang tidak semua hal mampu kita dapatkan tapi Allah tahu apa yang kita butuhkan karena itu jangan berputus asa terhadap rahmatNya. Tapi memang tidak mudah untuk mengerti dan memahami bahkan ikhlas dengan semua itu. IKHLAS……….. Ibadah Karena Hanya Allah Sukai , katanya ustad Jefry gitu. Karena kita sering setengah hati untuk melakukan sesuatu bahkan ketika kita tahu apa yang kita lakukan itu baik (Semoga kita selalu ditunjukkan jalan yang benar…Aamiin).
Banyak hal yang aku dapatkan selama ini……….. memang tidak semua mampu diamalkan. Dan menurutku semua itu adalah hikmah dari sebuah perjalanan hidup. Tidak tahu mulai kapan bisa berkata bijak seperti ini (mungkin otaknya lagi utuh sekarang ini) Tapi entah apakah masih bisa berpikir dan bertindak bijak atau tidak jika suatu masalah tiba-tiba muncul (semoga saja masih….aminn). Tidak tahu apakah ini bukti sebuah kedewasaan……….. karena parameter dewasa tidak pernah aku tahu pasti batasnya. Yang aku tahu bahwa rasa syukur harus tetap dipanjatkan.
Bukan bermaksud omong kosong ……….. tapi berusaha mengajak semua teman-teman yang membaca untuk bersyukur dan berfikir lebih dalam dari sebuah perjalan hidup masing-masing. Bentar lagi tahun ini akan berakhir , dan akan berganti dengan tahun yasng baru .
New Year………. paling tidak berusaha jadi orang yang baru. Lebih baik dari sebelumnya.
Semoga kita menjadi orang-orang yang terpilih untuk diberiNya hikmah…… dan terpelihara. Aamin……….

Aku Pusing


Tangis……
Tawa…..
Semuanya telah hilang,,,,
Sekarang yang ada hanya keresahan dalam hatiku…
Resah akan semuanya,,,,
Apakah yang diucapkannya itu benar….?????
dia sudah tidak mau lagi ada di dekatku…,,

Samar……..
Tapi pasti………

Sekarangpun ku tak berani mengungkapkannya,,,,,
Meski ku yakin dia lebih tahu akan hal ini,,,,
Apakah percuma aku bilang sama dia…..

Meski dalam hati ku,,,,
Aku tak bisa melupakannya begitu saja,,,,
Dia terlalu buatku…
Terlalu semuanya…,,

Aach….
Rumit…..
Maunya pa sich…..????

Deket……,,
Jauh…….,,,
Diperhatiin…..,,,,
Atau dicuekin……,,,

Aku Ingin Mengerti :(



"kalaulah kita paham betul bahwa setiap manusia di dunia ini memiliki kesalahan, pasti kita nggak akan kaget kalau ada orang yang selama ini bersikap baik tiba-tiba melakukan hal yang diluar dugaan …"
Kira-kira begitulah kalimat yang pernah diucapkan oleh seorang ibu yang aku sayangi. Benar memang, setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan kepada orang lain, dan pernah merasa "dibuat salah" oleh orang lain. Aku memang bukan seseorang yang selalu bisa serta merta menerima kesalahan orang lain, yang memiliki kesabaran besar dalam setiap detik hidup, walaupun aku sering diingatkan bahwa kesabaran itu tidak berbatas. Dalam kuliah, berorganisasi, bermasyarakat, semuanya mengajarkan aku bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Dalam organisasi misalnya, aku berhadapan dengan orang-orang yang memiliki komitmen dan ingin mencapai tujuan yang sama. Namun dalam perjalanan, seringkali komitmen itu memudar bahkan hilang, tak terkecuali pada diriku. Saat aku mulai belajar arti komitmen, saat entah kenapa diri ini menjadi bersemangat melakukan sesuatu, namun tiba-tiba ada ganjalan hati karena yang lain malah tidak mengerjakan apa-apa…
"kenapa dia tidak ikut membantu..? padahal kan biasanya dia yang mengingatkan aku.. kenapa sekarang dia malah  "pergi"..? kenapa aku yang harus mengerjakan ini semua..?"
Astagfirullah..!! keikhlasan sedang dipertanyakan rupanya.. harusnya tidak ada terbersit pemikiran yang seperti itu, kalau mau melakukan suatu kebaikan ya lakukan saja! Tidak usah memikirkan apapun atau siapapun!! Luruskan niat hanya kepada Allah.. hiks..hiks..
Dulu aku suka shock dengan kejadian-kejadian yang diluar dugaan. Teman yang biasa baik tiba-tiba bersikap kasar, yang biasanya penyabar tiba-tiba menjadi seorang yang sangat egois, dan satu hal lagi baru-baru ini, yang biasanya sangat bijaksana (bahkan aku kagumi) ternyata bisa melakukan hal yang sama sekali dosa dan merugikan banyak pihak! Ya Rahman.. aku mencoba belajar untuk menerima sesuatu yang tidak bisa diterima oleh pikiranku, aku mencoba memberikan apa yang bisa aku berikan untuk orang-orang terdekat yang aku sayangi.. keluarga, sahabat, teman-teman, guru, semuanya! Aku tahu mereka semua (dan juga aku) adalah manusia yang bisa berbuat kesalahan kapan saja, aku tahu mereka juga memiliki masalah dalam lika-liku hidup mereka, namun untuk apa Allah menciptakan ukhuwah..untuk apa kasih sayang itu ada.. untuk apa ada perasaan dalam jiwa.. untuk apa…?
"hidup ini memang kejam.. jangan lemah dong ki, harus kuat! Nggak ada orang yang bisa dipercaya di dunia ini.."
Mungkin sekilas curahan hati ini menggambarkan seseorang yang lemah, yang cengeng, atau mungkin cemen! Aku berpikir dan brtanya-tanya dalam hati, kenapa ya sekarang ini kata-kata indah penuh kasih sayang itu jarang terucap sesama teman..? misalnya kalau seseorang mengatakan ini kepada temannya: "fulan, terima kasih ya.. sebagai teman, aku mencintaimu karena Allah..", terus temannya jawab: "halah,, biasa aja kali.. jangan gitu-gitu amat deh.."… kata-kata santun menjadi tabu diucapkan, malu mengatakannya!
Fiuhh.. begitu banyak yang aku belum pelajari dari kehidupan ini, memahami orang lain, berusaha menjadi yang terbaik, keikhlasan, mau menerima dan mengerti perbuatan orang, mau memaafkan, menyenangkan orang-orang tersayang.. semuanya…
Sudah dulu ah, aku mau belajar.. dan belajar… universitas kehidupan memang tak pernah mati memberikan ilmu bagi siapa yang mau belajar,, karena itu janji Allah.. dan aku percaya..
Seperti kata armahum papa,, "ki.. anggap kuliah itu sebagai jihad ya nak.."
Baiklah pa, aku mengerti kalimat itu.. aku merasakan harapan yang besar dari kata-kata armahum papaKu.. semoga aku bisa menjalani semua ini,,
Setiap fase hidupnya,  seseorang pasti memiliki masalah.. dan yakinlah bahwa ada hikmah dari setiap masalah itu, pasti.. bukti'a ada seorang yang udah marah" dan bilang aku gini dan apa lah... padahal beliau belum tau sosok aku tuh sepeti apa  dalam sehari hari'a.. aku benar" sabar.. semua orang mengira aku seorang bejad.. tapi allah lebih tau.. ya udahlah lagian itu cuman kesalahan pahaman didunia maya.. ini buat ku berharga banget... sangat berharga....
Terimakasih buat kawan kawan-Ku didunia maya yang udah berfikiran sangka dengan aku...Mella km tau sosok aku sebenar'a... hanya km dowang yang udah tau keadaan aku seprti gimana... ^_^

Lagi Belajar Melupakan Orang..


Ijinkan aku belajar melupakanmu. Aku yakin, kau pasti menginginkan aku mempelajari itu. Namun aku ragu, benarkah tidak ada setitik cinta pun di hatimu terhadapku. Setelah semua kenangan yang kita ciptakan. Setelah semua memoriku terisi oleh namamu.
Maafkan aku jika membuatmu tersakiti. Katakan saja jika memang iya, karena aku bukan orang yang mampu mengerti letak dimana salahku.
Mengapa hanya diam. Mengapa hanya mengacuhkan. Atau memang begitu caramu untuk mencampakkan?
Aku sadar. Mungkin dalam perjalanan panjang kita pun engkau telah tersadar. Aku tak pantas untukmu. Aku hanyalah serpihan debu yang tak berarti, sedangkan engkau laksana puteri bagiku. Jujur, aku selama ini tersilau.

Apa hanya cukup dengan maaf? Lantas kau pergi meninggalkan aku seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Semudah itukah kau melupakan.
Jujur, jalan pikiranmu tak pernah kumengerti. Baru semalam engkau berkata suka, paginya kau campakkan aku dalam kesepian.
Sekarang, ijinkanlah aku belajar melupakan. Melupakan semua kenangan yang ada dalam memori ini. Melupakan semua tawamu, melupakan semua kebaikanmu, melupakan semua tatapan itu. Ijinkanlah aku buyar dalam hitam pekat tak bermasa yang kan selalu abadi.
Dulu, kau menarikku dari kesepian. Engkau ibarat cahayaku dalam kegelapan. Sekarang, setelah takdir kita selesai, aku kan kembali berada dalam gelapku tanpa cahayamu.
Aku heran, kemana dulu ucapan-ucapan mu tentang “telah kutemukan kekasih sejatiku.” Aku ingin mendengarkannya untuk terakhir. Lalu menutupnya dalam peti yang tak akan pernah kubuka lagi.
Haruskah aku menjadi paranoid dalam cinta? Belajar dari kisah bahwa cinta hanya ada untuk menyakiti. Belajar untuk menyakiti dahulu agar aku tak tersakiti?
Sumpah sayang, aku tak pernah menginginkan itu. Cukuplah aku yang berlinang air mata, tetapi jangan engkau. Kubiarkan engkau datang dan pergi sesukamu, namun jangan larang aku untuk terus menunggumu. Karena aku adalah lelaki matahari.
Tahukah kamu apa itu lelaki matahari? Sudahkah aku menceritakan kepadamu? Nanti, tunggulah nanti aku akan menceritakannya. Tunggulah saat itu agar engkau mengerti.
Di sini, aku terus menunggumu…
Menunggu sembari aku meringkuk dalam sepi. Sembari mengucapkan doa agar engkau bahagia. Tak perlu engkau mengeja lagi perasaan hatiku dan meminta maaf karena telah menyakitiku. Sebelum kau berkata itu, aku telah memaafkanmu.
Bahkan temanku heran melihatku betapa aku mencintaimu. Bahkan dia berkata, “Ben, sebenarnya apa lagi sih yang loe harapin dari dia? Hidup loe masih panjang Ben… masih banyak yang harus loe pikirkan. Bukan cuma dia!
Kejarlah mimpimu sayangku. Aku akan selalu mendukungmu, bahkan jika kelak engkau ingin meruntuhkan langit yang menaungi kita, aku juga akan turut berperang bersamamu.
Bahkan jika suatu hari engkau telah berhasil memilih pria yang akan berdiri di sampingmu. Bahkan jika pria itu bukan aku, aku tetap akan selalu mendukungmu selama cinta ini masih di dalam hati.
Jujur, aku ingin tak lagi mengganggumu. Aku sudah berusaha, tetapi selaksa rindu menyerangku. Maafkan aku yang terlalu mencintaimu. Maafkan aku yang tak sanggup menahan serangan itu. Tetapi sayangku, aku akan belajar. Aku akan belajar bagaimana cara agar aku tak mengganggumu lagi.
Maka, ijinkan lah aku melupakanmu. Ijinkan aku belajar melupakan semua kenangan tentang kita. Melupakan semua kisah yang terjadi.
Saat aku menulis tulisan ini, aku masih sangat mencintaimu walau ku tahu engkau tak lagi mencintaiku. Bukankah engkau pernah begitu arogan dan emosi saat kukatakan “sayang” dan engkau menjawab, “Beni, kita bertemankan. Sudahlah, jangan pernah berbicara itu lagi.
Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku. Maafkan aku untuk semua salahku dan ijinkanlah aku belajar melupakanmu.
Andaikan aku boleh memilih, aku ingin kita tetap bersama. Tetapi sudahlah, aku rasa engkau tak akan mau. Ada banyak pria di sekelilingmu. Ada banyak pria yang lebih pantas untukmu daripada aku.
Sayangku, semoga engkau bahagia. Aku selalu berharap yang terbaik untukmu.
Huff… belajar melupakan. Semoga ini mudah…

Gimana Cara Menilai Secara Adil


Menilai secara adil adalah salah satu bentuk tersendiri yang sulit untuk ditempuh. Sering kali ketika kita telah membenci seseorang, kita tidak mampu adil dalam menilai. Terlalu banyak distorsi yang terjadi saat kita menilai orang yang kita benci.
Dalam pergaulan, saya bertemu dengan orang-orang yang membenci orang lain. Di mata mereka, setelah datangnya kebencian maka hal-hal yang terbaik yang tercetus dari mereka-mereka yang dibenci pun tidak dianggap, malah dikategorikan sebagai salah satu kemunafikan. Mereka yang dibenci adalah orang-orang yang memang terlahir untuk salah.
Begitu pula sebaliknya. Ketika kita mencintai seseorang, maka kita memandang segala hal dengan sebelah mata. Mata seseorang yang sedang jatuh cinta sering kali buta, tidak mampu menilai letak kesalahan seseorang. Hal yang seharusnya salah dibenarkan dan yang memang benar lantas diagungkan.
Selanjutnya, manusia sering kali bingung dalam menilai secara adil bila itu berkaitan dengan dirinya. Ego manusia bekerja bagaimana dia tetap survive terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Karenanya tidak jarang kita melihat orang yang masih saja membenarkan segala kesalahan-kesalahan yang terjadi oleh pribadinya. Seringnya, kesalahan-kesalahan itu adalah bagian paling fatal yang seharusnya tidak diperbuat.
Tuhan pernah berkata. Kata-Nya pada suatu ketika, “Janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil.
Teramat benar! Terlalu sering, kita, ego kita, sekutu kita, menilai sesuatu dengan timpang dengan sudut pandang keegoisan. Segala sesuatu yang boleh jadi benar namun ketika dilakukan oleh orang-orang yang kita benci akan dianggap sebagai suatu kesalahan.
Pada beberapa waktu, saya sering mendengar orang-orang yang mencibir mereka yang melakukan kegiatan amal. Dalam cibiran mereka itu dikatakan bahwa para dermawan itu adalah sekumpulan munafik! Mereka adalah anjing berbulu domba. Aku bertanya, why? kenapa! Kata sekumpulan orang-orang itu, para dermawan itu sedang mencoba membeli iman-iman dari orang-orang yang mereka bantu. Jika memang demikian, mengapa bukan kita saja yang membantu, alih-alih mencibir para dermawan yang sedang memberikan sedikit belas kasihan mereka kepada sebagian yang lain.
Di lain sisi, kita sering kali menyindir dengan kata munafik kepada orang-orang yang sedang mencoba berbuat kebaikan. Kita mengeneralisir permasalahan. Suatu hari kita menuduh orang ini, orang itu, dengan munafik atas kesalahan-kesalahan kecil yang mereka lakukan. Orang-orang dengan jilbab lebar kita tuduh mereka munafik, ustad-ustad yang mencoba berbuat baik, mencoba menundukkan hawa napsunya kita tuduh dengan munafik. Kita lantas tertawa ketika berkata, “coba di depan si ustad ada miyabi, napsu juga dia.
Aneh! Sungguh aneh!
Bagaimana cara kita menilai tokok seperti Aa Gym dan coba kita bandingkan dengan Ariel. Aa Gym melakukan poligami, halal, dan tidak memungkiri bahwa manusia itu adalah makhluk yang diberikan napsu namun manusia diberi akal untuk menundukkan napsu itu. Namun kita lebih merasa memahami, menyetujui sebuah tindakan lain di mana sebuah tontonan manusia yang sedang bergelut dengan napsunya. Hal yang demikian tidak kita anggap kemunafikan.
Aneh! Sungguh aneh! Kita tidak mampu menilai secara adil.
Adil adalah ukuran yang kita berikan terhadap sesuatu. Bila batasan adil atau kebenaran adalah relatif, maka diperlukan suatu tolok ukur agar yang relatif menjadi absolut, atau minimal mengurangi sifat bias yang berlaku atas nama “relatif”. Ini tergantung dari sisi mana kita melihat sebuah keadilan.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, acuan apa yang kita gunakan dalam menilai suatu keadilan?
Janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil” — Teman, cobalah menilai sesuatu itu dengan keadilan, kita emosi ikut campur dalam urusan menilaimu maka tangguhkan dulu penilaianmu hingga logika kembali di depan. Jika engkau belum mampu, sudah saatnya kita sama-sama belajar, mencoba menilai sesuatu secara adil.

Yaa Allah Belum Juga Memberiku Petunjuk


Aku sudah berdoa, memohon dan meminta kepada Allah agar Ia memberiku pentunjuk atas apa yang sedang aku alami. Tapi kenapa Allah belum juga memberiku sebuah petunjuk?
Pernah mengalaminya? Ya, setiap orang mungkin akan mengalami jika benar-benar sedang pusing dan bingung untuk menentukan pilihan yang terbaik. Terutama masalah pasangan hidup. Tak sedikit dari mereka yang melakukan shalat istikharah dengan berharap mendapatkan petunjuk dari Allah, Al Hadii, namun belum juga mendapatkan jawaban atau pentunjuk dari-Nya.
Semoga kita tidak termasuk orang yang berpikiran buruk kepada Allah karena belum dikabulkannya doa dan permohonan kita.
Jika semua yang kita kehendaki harus kita miliki, dari mana kita belajar keikhlasan.. Jika semua yang kita impikan harus segera terwujud, dari mana kita belajar kesabaran.. Jika setiap do’a yang kita panjatkan langsung dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar berikhtiar.. Jika kehidupan kita selalu bahagia bagaimana kita dapat mengenal Allah lebih dekat.. Tetaplah YAKIN dan PERCAYA bahwa segala Ketentuan-Nya adalah yg TERBAIK untuk kita..Dalam konteks kali ini, tentang petunjuk yang ditunda oleh Allah. Salah satu alasannya adalah karena kita belum siap dan waktunya belum tepat. Kita belum siap akan konsekuensi atas petunjuk yang Allah berikan kepada kita dalam waktu dekat ini.Contoh, ketika seorang remaja yang merasa dirinya benar-benar sedang merasakan cinta dan kemudian berharap agar dia bisa menjalin hubungan yang lebih diridhoi Allah, dia memohon petunjuk pada Allah. “Apapun yang kau berikan, aku yakin engkau akan memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-Mu, berilah kami kelapangan dada pada apapun yang menjadi keputusan-Mu nanti, berikanlah hamba petunjuk-Mu ya Allah”Namun, petunjuk Allah tak kunjung datang. Maka yakinlah, itu bukan karena Allah tidak sayang kepada kita, itu bukan karena Allah tidak baik pada hamba-Nya, tetapi karena kita belum siap dan waktunya belum tepat. Entah itu karena kita terlalu muda, belum siap secara finansial, masih dalam tahap pendewasaan, belum siap untuk menjadi imam/ibu yang baik bagi keluarga ataupun yang lainnya.Yang perlu kita lakukan adalah tetap berikhtiar dan tawakal kepada Allah. Tetaplah berjuang untuk menjadi yang terbaik, karena orang yang baik akan mendapatkan yang baik pula. Dan itu sudah dijanjikan, maka kita tak perlu meragukannya. Suatu saat Allah pasti menunjukkan jalan terbaik untuk kita. Amin.

Sebuah I’qro


Cobalah untuk membaca apa yang bisa di baca
Masih banyak di sekitar kita yang mungkin belum terbaca
Awali dari membaca siapa diri anda..
Siapa orang tua anda..dan
Siapa di sekitar anda…

Hidup terlalu singkat untuk tidak di maknai
Kuliah terlalu singkat…
Jika anda merasa pintar
Jangan berbesar hati
Jangan nikmati seorang diri
Jika anda merasa kurang
Jangan berkecil hati
Semua tak ada yang abadi
Baca…dan cobalah untuk berbagi

Banggalah jika anda mampu berbagi
Banggalah Jika anda mampu memberi
Dengan berbagi ciptakan sejuta prestasi
Di kemudian hari

We must be better next time
For my students

Sesuatu Yang Membuat Aku Sedih..


Saya adalah seseorang yan menyadari kelemahan diri. Dengan modal hal itu, saya berusaha menghargai kekurangan orang lain. Sangat menghargai. Di mata Tuhan, saya tidak pernah merasa bahwa saya ini umat terbaik. Saya sangat jauh dari kesempurnaan umat.. Dan saya tidak pernah memaksa orang lain untuk mejadi sesuatu yang ideal..
Kejadian hari ini membuat saya sedih.. Sedih saat maksud baik dianggap suatu hal yang menunjukkan kesombongan.. Naudzubillah, sungguh tidak pantas saya bersikap seperti itu.. Saya paling sedih di saat seperti ini. Saat orang lain menyangka yang tidak-tidak tentang niat baik saya. Saya hanya orang yang tidak mengerti.. Tolong jangan samakan saya dengan mereka. Lihatlah saya sebagaimana seorang pribadi. Bukan kebanyakan..
” hanya Allah SWT yang paling tau maksud hati umatNya.. “

SEMUA INI ADALAH KARENA-NYA Dan ATAS KEHENDAK-Nya....


aku tak bisa berucap banyak akhir pekan ini, hanya diam selebihnya tersenyum. Alhamdulillah...meski aku merasakan suasana hatiku yang sedang genting,Allahu ya rabbi, kuatkan hamba untuk menjalani semua ini,kehidupan yang aku jalani terkadang membuat aku lelah, marah dan tak satu pun ada yang bisa mengerti aku, selain KAU ya Rabbi..., aku menangis sendirian, dalam keramaian, dalam kesendirian dalam senyuman dalam kebahagiaan.Ya Allah ya Tuhan ku..., kuatkan aku, aku ingin melihat mereka bahagia dengan rahmatMU, aku tidak ingin mengecewakan utuhnya jiwa mereka, aku tak mau menyakiti siapapun, sudah cukup aku saja, tapi bukan mereka. Sampai kering pun air mataku ya Allah sungguh aku mencintai mereka karenaMU, dan begitu pula aku tak suka mereka karenaMU. Bukan kemunafikan yang di sini aku utarakan, bukan mau berlebihan di sini aku sampaikan. Seorang wanita mengajariku banyak hal tentang hidup dalam salah dan benar nya ia bersikap, betapa kerasnya hidup ini, bagaimana bisa bertahan mengenali semua banyak pihak, dan dialah IBUku..., dia yang mengajarkan banyak hal tentang hidup ini. Berjuang dalam hidup yang berliku mengarungi hitam putihnya kehidupan, yah..itu semua BUKAN suatu yang mudah saja kita jalankan ...Tuhan memberikan kita kekuatan untuk menerima ini semuanya. Ada satu hal yang selalu mengingatkan aku, SEMUA INI ADA KARENA-NYA....debu debu yang berterbangan pun itu dikehendakiNYA untuk didatangkan angin, pagi siang dan malam berganti, waktu yang berlalu, Subhannallah.....Allahu Akbar. Ibu...aku ingin ibu tahu, ibu adalah inspirasiku dalam menjalankan kehidupan ini, meski banyak hinaan cercaan, pahit yg harus ku telan, sakit terluka yang harus aku terima dengan salah atau benar, aku pasrahkan saja pada Allah yang memegang hidupku, yang membawa jiwaku, yang berkehendak atas semua dan segalanya. Kesedihan ku, bukan hal yang penting untukku teliti dalam nafasku. Aku ingin melihat orang orang yang aku cintai , mereka bahagia atas rahmatMU ya Allah. Jujur saja aku bukan orang yang tak lepas dari kemarahan dan emosional, tapi atas sakit hati yang aku terima dari mereka yang menyakiti aku, dengarkan aku ya Allah...aku serahkan semua ini padaMU, aku memang pernah ingin mereka merasakan sakitnya hatiku perihnya asaku, atas apa yang mereka semua lakukan terhadapku, agar mereka lebih bisa menjaga perasaanku, dalam sujudku ya Allah...Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih ...semoga Kau mengasihi aku sebagi hambaMU, berikan aku ketegaran jikalau semua ini terbaik bagi ku, ampuni segala dosa ku, ya Allah, maafkan kesalahan kesalahanku,dan kali ini, sungguh aku tak bisa menghadapinya sendiri, aku selalu membutuhkan MU ya Allah, beri aku petunjukMU, aku tidak ingin menyakiti hati siapapun ya Rabbi. Ajarkan aku kasihMU, cintaMU yang ikhlas memberi tanpa menerima. Amin.....
Di sudut kekeringan, aku mencoba mencari kedamaian, dalam setumpuk keputus asaan aku bertahan, dan dalam luka aku terdiam untuk tersenyum demi kebahgiaan. Semua berlalu.. bukan karena mauku, karena memang beginilah adanya, Allah sudah mengatur ini semuanya, aku hanya harapkan.. jika nanti aku meninggalkan dunia dan seisinya aku bisa pergi dengan kebahagiaan, dan tanpa meninggalkan luka dan sakit hati. Allah Maha Pemberi, aku bersyukur, karena ku bisa dilahirkan dari rahim seorang wanita yang kuat, aku bisa dikenalkan olehnya tentang apa yang ada di dunia ini, dan bagiMU ya Allah sungguh segala PUJI dan syukurku hanya untukMU, Terimakasih ya Allah, KAU telah menghadirkan aku dalam dunia ini, memberikan aku pelajaran yang sgt banyak, mempertemukan orang yang bisa aku cintai yang juga meyayangi aku, dan KAU lah yang memberikan aku perasaan ini, memberikan aku hidup dan bagaimana hidup dgn hidup yg sebenarnya,

terimakasih ya Allah, bahagiakan mereka, sayangilah mereka, dan sayangi juga kasihi lah aku dengan segenap hatiku ya Rabbi, seutuhnya jiwaku , aku berpasrah dan serahkan perasaan, ingin, cita dan cintaku padaMU.

Aamiin...


Sebuah Ungkapan UntukMu Saudaraku


Hidup dan Mati itu urusan Tuhan, kalau kamu merasa ajal tinggal sejengkal itu mungkin lebih baik, maka itulah caraNya memperingatkanmu agar kamu senantiasa mendekatkan diri kepadaNya. Masih beruntung,kamu pernah merasakan kenyamanan hidup,orangtua yang cukup,kasih sayang yang cukup,pekarjaan yang yah,, lumayan mudah kamu dapat. di bumi ini masih banyak yang lebih tak beruntung darimu, udahlah jangan berkeluh terus, sukurilah apa yang pernah Tuhan berikan untukmu,

capek katamu!! pada dasarnya semua orang itu pernah merasakan capek, karena itu sudah naluri, tapi capek itu bisa di hilangkan sayang, dengan berenjoy-enjoy, berhusnudzan,berprasangka baik terhadap sang pencipta, di dunia ini tak ada sesuatu ciptaanpun yang sia-sia di ciptakan, semuanya pasti bermanfaat. suka,duka,derita,kecewa, penyakit,smua itu bermanfaat. dan yakinlah apapun yang kamu dapat dulu, sekarang dan esok adalah pemberian Tuhan,di mana pemberian itu adalah sebaik-baik kasih sayang dari Allah, yakinlah. jika kamu sakit hari ini, maka itulah yang terbaik,jika kamu tertawa hari ini, itu juga yang terbaik, jika kamu menangis hari ini maka itu yang terbaik, dan kalaupun kamu mati hari ini maka juga yang terbaik. so psitif tinking aja, insyaAllah hatimu tak tersiksa.


semangat ya sayang, usaha terus, jangan pernah menyerah, yakinlah Allah selalu mendengar do'a umatnya, Allah sangat menghargai usaha, bahkan dia sudah berfirman dalam ayatnya "dan tidaklah aku merubah takdir suatu kaum,tanpa dia berusaha" (kira-kira begitu), jadi teruslah berusaha untuk kesembuhanmu sayang,... tidak ada yang tak mungkin di dunia ini, dokter bisa salah periksa, bisa salah duga, percayalah Allah maha penyayang.

banyak bertaubat,banyak berdoa, tapi... kalau berdoa jangan mulu-mulu minta kesembuhan,jangan melulu minta umur panjang,tapi... berdoalah agar engkau di mampukan dalam meniti roda kehidupan, agar hidupmu bermanfaat bagimu,bagi orang lain, dan bagi kahidupan dunia juga akherat. berdoalah agar engkau di mampukan menghadapi ujian dariNya. GOOD LUCK


MENGAPA AL-QUR'AN TAK MENYEBUT-NYEBUT DAJJAL

Mungkin orang akan bertanya, jika sekiranya Dajjal dan Ya'juj wa-Ma'juj adalah dua sebutan yang berlainan untuk menamakan satu bangsa, mengapa Al-Qur'an hanya menyebutkan nama Ya'juj wa-Ma'juj saja, dan tak sekali-kali menyebutkan nama Dajjal? Sebabnya ialah bahwa kata Dajjal, sebagaimana kami terangkan di atas, artinya "pembohong" atau "penipu", dan tak seorangpun suka disebut pembohong atau penipu, walaupun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung. Sebaliknya, oleh karena Ya'juj wa-Ma'juj itu nama suatu bangsa, maka tak seorangpun akan merasa keberatan memakai nama itu. Bahkan sebenarnya, bangsa Inggris sendiri telah memasang patung Ya'juj wa-Ma'juj di depan Guildhall di London. Inilah sebabnya mengapa Al-Qur'an hanya menggunakan nama Ya'juj wa-Ma'juj, dan tak menggunakan nama Dajjal yang artinya pembohong. Sebaliknya, kitab-kitab Hadits menggunakan kata Dajjal, karena nama Dajjal atau Anti-Christ, dan ramalan-ramalan yang berhubungan dengan ini, disebutkan dalam Kitab Suci yang sudah-sudah. Oleh karena itu, perlu sekali dijelaskan bagaimana terpenuhinya ramalan-ramalan itu.
Selain itu, kata Dajjal hanya menunjukkan satu aspek persoalan, yakni, kebohongan dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa itu, baik mengenai urusan
7
agama, maupun mengenai urusan duniawi. Akan tetapi terlepas dari sifat-sifatnya yang buruk, ada pula segi kebaikannya. Dipandang dari segi duniawi, kesejahteraan materiil mereka harus dipandang sebagai segi kebaikan mereka. Itulah sebabnya mengapa dalam Hadits digambarkan, bahwa mata Dajjal yang hanya satu, yaitu mata duniawi; gemerlap bagaikan bintang. Al-Our'an juga menerangkan keahlian mereka dalam membuat barang-barang. Jadi julukan Dajjal hanyalah sebagian dari gambaran bangsa itu. Dalam Al-Qur'an, bangsa-bangsa Kristen disebut "para penghuni Gua dan inskripsi" (18:9). Gambaran ini menggambarkan dua aspek sejarah agama Kristen. "Para penghuni Gua" merupakan gambaran yang tepat bagi kaum Kristen dalam permulaan sejarah mereka karena pada waktu itu ciri khas mereka yang paling menonjol ialah hidup dalam biara. Mereka meninggalkan sama sekali urusan duniawi untuk mengabdikan sepenuhnya dalam urusan agama. Dengan perkataan lain, mereka membuang dunia guna kepentingan agama. Akan tetapi pada zaman akhir, mereka digambarkan sebagai "Bangsa Inskripsi (ar-raqimi)". Kata raqmun artinya barang yang ditulis. Kata ini khusus digunakan bagi harga yang ditulis pada barang-barang dagangan, seperti pakaian dan sebagainya. Gambaran ini mengandung arti penyerapan mereka yang amat dalam, dalam urusan duniawi, fakta ini diuraikan dalam Al-Qur'an sbb: "Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia ini" (18:104). Jadi, bangsa Kristen yang pada permulaan sejarah mereka membuang dunia untuk kepentingan agama, tetapi pada zaman akhir, mereka membuang agama untuk kepentingan dunia; oleh sebab itu, mereka dikatakan dalam Al-Qur'an sebagai "salah satu pertanda Kami yang mengagumkan" (18:9). Sabda Al-Qur'an tersebut di atas adalah gambaran yang tepat tentang kecondongan mereka kepada kebendaan. Oleh karena dalam urusan duniawi, mereka lebih maju dari bangsa-bangsa lain, maka bangsa lain itu mengikuti mereka secara membuta-tuli, karena terpikat oleh keuntungan-keuntungan duniawi yang dijamin oleh mereka. Jadi, bangsa-bangsa Kristen menyesatkan bangsa-bangsa lain di dunia, bukan saja dengan pengertian yang salah tentang Putra Allah dan Penebusan dosa, melainkan pula dengan cita-cita mengejar-ngejar kebendaan secara membuta-tuli, dengan mengabaikan sama sekali nilai-nilai hidup yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam Hadits, mereka diberi nama Dajjal, atau penipu ulung.

Menceritakan Sorga Dan Neraka Dajjal..

Menurut Hadits, tanda Dajjal yang paling besar adalah bahwa ia akan membawa sorga dan neraka. Apa yang pertama kali harus diingat sehubungan dengan ini ialah, apabila dalam suatu Hadits, kata-kata jannah dan nar dipakai untuk menunjukkan sorga dan neraka Dajjal, maka di lain Hadits, sorga dan neraka Dajjal itu dinyatakan dengan kata-kata lain. Misalnya, sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka Dajjal, digunakanlah kata-kata ma' (air) dan nar (api); dan di lain Hadits digunakan kata-kata nahar (sungai) dan nar (api). Lalu di lain Hadits digunakan kata-kata dua sungai, sungai air dan sungai api. Kemudian ada Hadits lagi yang menerangkan, bahwa Dajjal akan membawa "Gunung roti dan sungai air". Bahkan ada Hadits lagi yang sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka Dajjal, digunakan kata-kata "dua gunung; yang satu penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan dan air, sedang yang lain, penuh dengan api dan asap. Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa kata jannah dan nar tidaklah berarti Sorga dan Neraka yang sesungguhnya; demikian pula kata-kata sungai, api , asap, gunung roti, dll, janganlah diartikan secara harfiyah. Semuanya itu adalah kata ibarat; misalnya kata jannah, ini mengibaratkan melimpahnya persediaan bahan-makanan, kesenangan dan kemewahan, sedang kata nar mengibaratkan kurangnya bahan -makanan dan kesenangan hidup. Adapun maksud sebenarnya ialah, barangsiapa mengikuti Dajjal, ia akan hidup mewah, dan barang siapa menentangnya, ia tak akan mempunyai persediaan bahan-makanan. Bandingkanlah keadaan kehidupan dua bangsa, yaitu bangsa-bangsa Islam yang hidup serba kekurangan, dan bangsa-bangsa Nasrani yang hidup serba mewah; dan inilah yang dimaksud dengan sorga dan neraka Dajjal. Kata-kata sorga dan neraka tidaklah berarti bahwa Dajjal benar-benar membawa sorga dan neraka seperti pedagang membawa barang dagangannya. Namun yang sebenarnya dimaksud ialah bahwa Dajjal akan menguasai sorga dan neraka sebagaimana diterangkan dalam Hadits berikut ini: "Sungai dan buah-buahan dunia akan tunduk kepadanya". Inilah arti yang sebenarnya dari kata-kata itu, yakni bahwa segala macam persediaan yang mendatangkan kesenangan, kemewahan dan kenikmatan hidup di dunia, semuanya dikuasai oleh Dajjal. Dan inilah yang disebut sorga Dajjal bagi orang yang picik pandangannya; akan tetapi sebenarnya, ini semua disebut neraka, karena siapa saja yang tenggelam dalam kesenangan hidup seperti berdansa, bersenang-senang, bersukaria, melihat theater, bioskop, pergaulan bebas antara pria dan wanita, minum, berjudi, melacur, pasti tidak ingat kepada Allah Azza Wa Jalla.
Akibatnya jiwanya menjadi rusak; dan inilah neraka yang sebenarnya; dan sekalipun tidak terlihat oleh mata jasmani, tetapi di Akhirat akan nampak dengan terang. Sebaliknya apa yang disebut neraka Dajjal yang berupa kehidupan yang tidak diliputi oleh kesenangan duniawi, adalah Sorga yang sebenarnya, karena semakin orang tidak tenggelam dalam kesenangan duniawi, semakin besar pulalah keuntungan rohaninya, sehingga ia dapat terus meningkat sampai mencapai hubungan dengan Allah Azza Wa Jalla. Jadi sorga Dajjal itu terdiri dari kesenangan jasmani, yang diperoleh
dengan mengorbankan kehidupan rohani. Barang siapa tenggelam dalam hidup senang, ia akan kehilangan kesenangan di zaman yang akan datang..

Berbincang Bincang Tentang Cinta..

Seringkali aku merasa...
Akulah yang baru terjaga,
Sedangkan engkau tak pernah terlena.
Seringkali aku merasa...
Akulah yang terlalu banyak menuntut,
Sedangkan engkau terus menuntun.
Seringkali aku merasa...
Akulah yang terlalu banyak memberi titah,
Sedangkan engkau tak pernah membantah.
Seringkali aku merasa...
Akulah yang terlalu banyak menerima,
Sedangkan engkau tak pernah meminta.
Seringkali aku merasa...
Akulah yang sedikit berbuat salah,
Sedangkan engkau lebih banyak mengalah.
Seringkali aku merasa...
Akulah yang terlalu banyak meralatmu,
Sedangkan engkau sibuk merawatku.
Seringkali aku merasa...
Akulah yang terlalu banyak mengabarimu,
Sedangkan engkau selalu menyadariku.
Seringkali aku merasa...
Akulah yang lebih banyak mengerti,
Sedangkan engkau lebih dahulu memahami.
Seringkali aku merasa...
Dalam duka,
Engkau ada temani jiwa.
Seringkali aku merasa...
Dalam luka,
Engkau setia temani jiwa.
Maafkan aku, bila tak sempurna memahamimu.
Maafkan aku, bila tak sempurna mencintaimu.

Muthi’ah

Fatimah anakku, maukah engkau menjadi seorang perempuan yang baik budi dan istri yang dicintai suami?” tanya sang ayah yang tak lain adalah Baginda Nabi Muhammad saw.
“Tentu, Ayahku,” jawab Fatimah.
“Tidak jauh dari rumah ini berdiam seorang perempuan yang sangat baik budi pekertinya dan ia merupakan wanita penduduk surga. Namanya Muthi’ah. Temuilah ia, teladani budi pekertinya yang baik itu,” kata Baginda lagi.
Gerangan amal apakah yang dilakukan Muthi’ah sehingga Rasul pun memujinya sebagai perempuan teladan?

Bergegaslah Fatimah menuju rumah Muthi’ah. Begitu gembira Muthi’ah mengetahui tamunya adalah putri Nabi saw. “Sungguh, bahagia sekali aku menyambut kedatanganmu, Fatimah. Namun, aku perlu meminta izin suamiku terlebih dulu. Karena itu, pulanglah dan datanglah kembali esok hari.”
Keesokan harinya Fatimah datang lagi bersama Hasan, putranya yang masih kecil. Saat Muthi’ah melihat Fatimah datang lagi dengan membawa Hasan, berkatalah ia, “Maafkanlah aku, sahabatku, suamiku telah berpesan kepadaku untuk tidak menerima tamu lelaki di rumah ini.”
“Ini Hasan, putraku. Ia 'kan masih kanak-kanak,” kata Fatimah.
“Sekali lagi, maafkan aku. Aku tidak ingin mengecewakan suamiku, Fatimah.”
Fatimah mulai merasakan keutamaan Muthi’ah. Ia semakin kagum dan berhasrat menyelami lebih dalam akhlak wanita ini. Diantarlah Hasan pulang dan bergegaslah Fatimah kembali ke rumah Muthi’ah.
“Aku jadi berdebar-debar,” sambut Muthi’ah, “Gerangan apakah yang membuatmu begitu ingin ke rumahku, wahai putri Nabi?”
“Memang benar, Muthi’ah. Ada berita gembira untukmu dan ayahku sendirilah yang menyuruhku kesini. Ayahku mengatakan bahwa engkau adalah wanita berbudi sangat baik. Karena itulah aku kesini untuk meneladanimu, Muthi’ah.”
Muthi’ah gembira mendengar ucapan Fatimah, namun ia masih ragu. “Engkau bercanda, sahabatku? Aku ini wanita biasa yang tak punya keistimewaan apapun seperti yang engkau lihat sendiri.”
“Aku tidak berbohong, Muthi’ah. Karenanya, ceritakan kepadaku agar aku bisa meneladaninya.”
Muthi’ah terdiam, hening. Lalu tanpa sengaja Fatimah melihat sehelai kain kecil, kipas dan sebatang rotan di ruangan kecil itu. “Untuk apa ketiga benda ini, Muthi’ah?”
Muthi’ah tersenyum malu. Namun, setelah didesak, ia pun bercerita. “Engkau tahu Fatimah, suamiku seorang pekerja keras, memeras keringat dari hari ke hari. Aku sangat sayang dan hormat kepadanya. Begitu kulihat ia pulang kerja, cepat-cepat kusambut kedatangannya. Kubuka bajunya, lalu kulap tubuhnya dengan kain kecil ini hingga kering keringatnya. Ia pun berbaring di tempat tidur melepas lelah. Lantas aku kipasi beliau hingga lelahnya hilang atau tertidur pulas.”
“Sungguh luar biasa pekertimu, Muthi’ah. Lalu untuk apa rotan ini?”
“Kemudian aku berdandan secantik mungkin untuknya. Setelah ia bangun dan mandi, kusiapkan makan dan minum. Setelah semua selesai, aku berkata kepadanya, ‘Suamiku, bilamana pelayananku sebagai istri dan masakanku tidak berkenan di hatimu, aku ikhlas menerima hukuman. Pukullah aku dengan rotan ini dan sebutlah kesalahanku agar tak kuulangi.’”
“Seringkah engkau dipukul oleh dia, Muthi’ah?” tanya Fatimah berdebar-debar.
“Tak pernah, Fatimah. Bukan rotan yang diambilnya, justru akulah yang ditarik dan didekapnya penuh kemesraan. Itulah kebahagiaan kami sehari-hari,” tegas Muthi’ah lagi.
“Muthi’ah, benar kata ayahku, engkau perempuan berbudi baik,” kata Fatimah terkagum-kagum.
******
Terus terang, saya tak sempat mengecek kebenaran riwayat di atas dan sejauh mana kesahihannya. Namun, sesungguhnya ada beberapa riwayat mu’tabar dan hadis sahih yang meneguhkan betapa seorang istri selayaknya memperlakukan suaminya ‘bak raja’, persis seperti yang dilakukan Muthi’ah kepada suaminya dalam kisah di atas. Di antaranya adalah riwayat penuturan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang bersujud kepada manusia lain, aku pasti akan memerintahkan wanita agar bersujud kepada suaminya.” (HR at-Tirmidzi).
Ada pula penuturan Asma’ binti Yazid, bahwa ia pernah datang kepada Nabi saw., dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah utusan para wanita kepadamu… Sesungguhnya Allah SWT telah mengutusmu kepada laki-laki dan wanita seluruhnya hingga kami mengimanimu dan Tuhanmu. Namun, sungguh kami (kaum wanita) terbatasi dan terkurung oleh dinding-dinding rumah kalian (para suami), memenuhi syahwat kalian, dan mengandung anak-anak kalian. Sesungguhnya kalian, wahai para lelaki, mempunyai kelebihan daripada kami dengan berkumpul dan berjamaah, berkunjung kepada orang sakit, menyaksikan jenazah, menunaikan ibadah haji, dan—yang lebih mulia lagi dari semua itu—jihad di jalan Allah… Lalu adakah kemungkinan bagi kami untuk bisa menyamai kalian dalam kebaikan, wahai Rasulullah?”
Rasulullah saw. lalu menoleh kepada wanita itu seraya bersabda, “Pergilah kepada wanita mana saja dan beritahulah mereka, bahwa kebaikan salah seorang di antara kalian dalam memperlakukan suaminya, mencari keridhaan suaminya dan mengikuti keinginannya adalah mengalahkan semua itu!”
Mendengar sabda Rasul itu, wanita itu pun pergi seraya bersuka-cita (HR al-Baihaqi).
Melalui sabdanya ini, Rasul tentu tidak sedang berbasa-basi atau sekadar menghibur wanita itu. Jihad adalah puncak kebajikan. Setiap Sahabat Nabi saw. amat merindukannya. Setiap ada panggilan jihad, tak ada seorang Sahabat pun yang tak bersuka-cita menyambutnya. Jika kemudian perlakuan yang baik seorang istri kepada suaminya mengalahkan keutamaan jihad, tentu lebih layak lagi para istri manapun bersuka-cita menjalankan kewajiban ini.
Sudahkah setiap istri, khususnya istri pengemban dakwah, senantiasa bersuka-cita dalam melayani suaminya? Jika belum, bersegeralah! Hampirilah suami Anda, peluklah ia dan raihlah ridhanya. Mulai sekarang, jadilah Anda muthi’ah sejati, yang akan menjadi penghuni surga-Nya nanti.

Cinta adalah Tujuan' bukanlah Tujuan Cinta

Kenapa Allah menciptakan kita berbeda-beda,
kalau Allah cuma ingin disembah dengan cara yang sama?
Makanya Allah menciptakan cinta, agar yang beda-beda menyatu.
Itulah kira-kira kutipan kata-kata yang saya dapat dari sebuah film yang berjudul "cin(T)a", sebuah film yang menceritakan perjalanan cinta pemuda-pemudi yang beda agama (bahkan diselingi dengan cuplikan 'nyata' sebuah keluarga lintas agama). Secara kasat mata kata-kata itu terasa sangat bagus bin indah, tapi bagi kita yang sadar, kata-kata itu tidak lebih indah dari sampah. Menurut saya, film itu mempromosikan betapa bahagianya nikah lintas agama. Padahal Allah swt dengan tegas memperingatkan kita,
"...Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran..."
(QS. al-Baqarah : 221)
Astagfirullahal 'adziim... Setelah nonton film itu, memori saya mendarat di pulau kenangan semasa SMA, dua tahun silam. Waktu itu ada teman sekelas saya yang menjalin 'cinta terlarang' dengan teman sekelas (juga) yang berbeda agama, yang perempuan beragama Islam dan yang laki-laki beragama kristen. Suatu ketika teman saya (yang Islam) curhat kepada saya tentang hubungannya yang sedang bermasalah, kira-kira dia berkata,
"Aku dah kadung cinta ama dia, padahal aku tahu klo dia gak seiman denganku. Kenapa bisa begini? Apa yang harus ku perbuat?"
"Cinta bukan Tuhan", itulah jawaban sekilas yang saya berikan padanya. Saya tegaskan tidak semua kehendak cinta mesti kita patuhi. Bila kehendak cinta melanggar norma-norma agama, kehendaknya mesti dihentikan. Saya ingatkan kepadanya, pertimbangkanlah bagaimana aturan Allah yang akan dilanggar jika hubungan terlarang itu diteruskan hingga jenjang pernikahan? Pacaran atau bahkan nikah beda agama adalah haram. Ya, cinta memang buta, tetapi orang yang bercinta (lebih-lebih lagi orang beriman) jangan pula sampai buta mata hati untuk mengawal dan mengendalikan rasa cinta. Demi cinta sanggup berdosa? Demi cinta berani menempuh jalan neraka? Sekali lagi, Pikir dan zikirkanlah (ingatkanlah)!
Ironisnya, begitulah realita masa kini. Cinta dimartabatkan terlalu agung dan disanjung membumbung. Demi cinta segala-galanya berani diterjang. Tidak percaya? Bacalah berita-berita yang dipaparkan di surat kabar atau majalah. Dikesankan bahwa kalau di zaman sekarang tidak pacaran, tidak gaul alias primitif; rela bunuh diri saat cintanya tidak direstui Orang Tua. Dan dikabarkan pula seorang muslim menikahi wanita kafir atau sebaliknya, tapi keluarganya hidup bahagia. Bila ditanya kenapa? Kebanyakan menjawab, “apa boleh buat, kami sudah saling jatuh cinta!”
Inilah efek samping dan bahayanya menonton film cinta versi Bollywood dan Hollywood (termasuk film 'cin(T)a' itu sendiri). Inilah dampak lagu-lagu cinta yang menyumbat telinga dan menyempitkan jiwa. Secara nirsadar film-film dan lagu-lagu itu telah menahan “akal bawah sadar” sebagian dari kita yang lemah ke-Islamannya, bukan saja remaja, bahkan “orang tua” pun sanggup menobatkan cinta sebagai Tuhan dalam kehidupan. Lihat saja bagaimana virus dalam film-film dan lagu-lagu tersebut sanggup mengebiri apapun jua halangan dan rintangan demi penyatuan cinta mereka. Pengorbanan demi cinta disanjung dan dipuja walaupun jelas melanggar tata susila dalam Islam. Apa saja plot dan klimaks cerita, cinta akan/harus dimenangkan. Seolah-olah tujuan hidup manusia hanya semata-mata untuk cinta!
Sobat Mutiara Hati yang dimuliakan Allah, mari kita renungkan sejenak. Coba tanyakan siapakah yang mengaruniakan rasa cinta di dalam hati setiap manusia? Tentu saja jawabannya ialah Allah. Allah swt mencipta manusia, akal, hati dan perasaannya. Cinta itu fitrah yang dikaruniakan Allah pada setiap hati. Lalu kita tanyakan lagi untuk apakah Allah berikan naluri cinta ini? Untuk mengetahui apa tujuan cinta, kita perlu kembali kepada persoalan pokok untuk apa manusia diciptakan? Karena semua yang dikaruniakan Allah kepada manusia adalah untuk memudahkan manusia menjalankan tujuan ia diciptakan oleh Allah. Apakah tujuan Allah menciptakan manusia? Tidak lain, hanya untuk menjadi hamba Allah dan khalifah di muka bumi ini.
Sobat, cinta itu bukan tujuan tetapi cinta itu hanyalah jalan. Cinta itu bukan alamat, tapi cinta itu cuma alat. Rasa ingin mencintai dan dicintai dalam diri setiap manusia pada hakikatnya adalah untuk membolehkan manusia melaksanakan tujuan ia diciptakan. Cinta itu mengikat hati antara lelaki dengan wanita untuk sama-sama membentuk ikatan pernikahan demi menyempurnakan separuh agama. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang menikah maka sempurnalah separuh agamanya, tinggal separuh lagi untuk dilaksanakan.”
Cinta memang penting, tetapi ibadah dan menegakkan hukum Allah jauh lebih penting. Sayangnya, hakikat ini sangat jarang dipahami dan dihayati oleh orang yang mabuk cinta. Tujuan cinta sering dipinggirkan. Ibadah dan hukum Allah yang tinggi dan suci telah dipinggirkan hanya karena cinta. Oleh karenanya, letakkanlah cinta sebagai alat untuk beribadah kepada Allah. Wujudkanlah rumah tangga bahagia yang menjadi wadah tegaknya kalimah Allah, dan menjadi madrasah yang melahirkan calon Mujahid dan Mujahidah. Allahu Akbar...

Istikharah Cinta

Hatiku menghempaskan ombak-ombaknya
di Pantai Dunia Dakwah Islamiyah,
dan menuratkan di atasnya tanda tangan tinta dan airmata
bersama seucap kata,
“Aku merindukanmu karena Allah.”
Tak kau dengarkah langkah-langkahku yang bisu? aku datang, datang, selalu datang setiap saat dan setiap waktu, setiap malam dan setiap siang, setiap hari dan sepanjang hari. Banyak persembahan yang telah ku kidungkan dalam setiap suasana jiwaku, tetapi aku tak tahu darimana engkau makin dekat untuk kutemui? Aku yakin, yakin, dan selalu yakin bahwa suatu saat mentari dan bintang gemintang takkan mampu lagi membiarkanmu tersembunyi dariku. Dalam banyak pagi dan petang, langkah-langkahmu telah mulai terdengar ke dalam hatiku dan memanggilku secara rahasia.
Keheningan lautan pagi dipecahkan oleh ceracau kidung burung; dan bunga-bunga semuanya bersuka ria di tepi jalan; dan kekayaan emas ditebarkan melalui celah awan-awan, sementara aku tak tahu mengapa akhir-akhir ini hidupku seluruhnya terjaga, dan sebuah rasa gembira yang menggetarkan melintas melalui hatiku. Ia bagai waktu yang datang agar aku segera menyempurnakan separuh agama ini, dan aku merasakan semerbak samar-samar keharuman kehadiranmu di udara.
Sang surya merangkak ke tengah langit dan burung dara mendengkur dalam naungannya, daun-daun kering menari-nari dan berputar-putar di udara siang yang menyengat. Akhirnya aku pun menemukanmu, engkaulah yang ku dambakan, hanya engkau hatiku merindukannya tanpa henti; seperti malam yang tetap tersembunyi dalam permohonannya akan terang cahaya siang, demikian jualah di kedalaman nir-sadarku bergema munajatku mendambakanmu, hanya Engkau, wahai titisan Fatimah az-Zahra; seperti badai yang masih mencari jalanya dalam ketentraman kala ia menyerang ketentraman dengan sekuat tenaga, demikian jualah pergolakan cintaku padamu dan doa-doaku masih mendambakanmu, hanya engkau, wahai calon mar'atus sholihah.
Kala siang telah berlalu, dan burung-burung tak lagi berkicau, dan angin yang berkejar-kejaran pun telah lunglai kelelahan, maka tirai kegelapan yang tebal dibentangkan padaku. Aku harus segera melabuhkan cintaku dan memulai melayarkan perahuku bersamamu, oleh karenanya aku bermaksud meminangmu, tetapi aku tak berani dan aku tak punya nyali. Lalu ku urungkan niatku, ku tunggu hingga esok hari.
Di pagi yang masih buta telah dibisikkan bahwa aku akan berlayar dalam perahu, berlayar di samudera yang tak bertepi, dalam senyummu yang kian mendengar kidunganku akan semakin lincah dalam melodinya, bebas laksana gelombang, bebas dari semua perbudakan kata-kata. Tetapi entah kenapa aku tetap tak berani? tetap tak punya nyali? Yah, mungkin karena hanya perahu yang ku miliki, bukan kapal mewah seperti Titanic, sehingga aku tak berani dan tak punya nyali.
Jiwaku bergejolak dan memberontak, "Belum tibakah saatnya? Masih adakah amanah yang harus menunggu diselesaikan? Lihat, senja telah menyelimuti pantai dan bersama pudarnya cahaya burung-burung camar terbang kembali ke sarangnya. Siapa yang tahu si Dia tidak tak akan tetap menunggu kehadiranmu? Boleh jadi si Dia akan berlayar dengan perahu yang lain! tak ingatkah kau dengan janji Tuhanmu,
“...Dan nikahkanlah orang-orang yang membujang diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui...”
(QS an-Nuur: 32)
Yaa Ilahi... demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Mu, bukannya aku tak percaya akan janji-Mu, daku teramat sangat yakin atas janji-Mu, karena itu adalah sebuah kepastian. Tapi yang membuatku tak berani dan tak punya nyali adalah apakah si Dia juga yakin akan janji-Mu? dan apakah si Dia akan menerima daku apa adanya, bukan adanya apa?
Yaa Allah, yaa Rabbi...
Jikalau memang telah Engkau catatkan dia tercipta buatku...
Seandainya telah Engkau gariskan dia menjadi bidadariku...
Maka jodohkanlah kami,
Satukanlah hatinya dengan hatiku.
Selipkanlahlah kebahagiaan di antara kami,
Agar kemesraan itu terjadi dan abadi.
Tetapi...
Yaa Allah, yaa Ilahi...
Jikalau memang telah Engkau tetapkan dia bukan Mujahidahku...
Seandainya telah Engkau takdirkan dia bukan Ibu dari anak-anakku...
Bawalah dia pergi jauh dari pandanganku,
Hapuskanlah dia dari ingatanku,
Dan serta periharalah daku dari kekecewaan ini.
Yaa Allah, Yang Maha Mengerti...
Berikanlah daku kekuatan,
Menolak bayangannya jauh sejauh-jauhnya dari lubuk hati,
Hilang bersama senja yang memerah,
Agar daku senantiasa tenang dan senang,
Walaupun tak bersanding dengannya di pelaminan.
Karena ku yakin, Engkau akan menggantikannya dengan yang jauh lebih baik...
Yaa Allah, Yang Maha Cinta...
Ku pasrahkan hidup dan kehidupanku pada Qadla dan Qadhar-Mu.
Cukuplah hanya Engkau yang menjadi pemeliharaku, di dunia dan akhirat...
Dengarkanlah rintihan hati dari hamba-Mu yang dhaif ini,
Dengarkanlah goresan hati dari hamba-Mu yang naif ini,
Jangan Engkau biarkan daku sendirian, di dunia ini maupun di akhirat...
Di tengah-tengah kehidupan yang liberalistik, kapitalistik, dan hedonistik ini...
Banyak hamba-Mu yang terjerumus ke lembah kehinaan,
Tak sedikit hamba-Mu yang terjerembab di lembah kenistaan,
Dengan berbagai macam jalan kemaksiatan, kemungkaran, dan kekufuran...
Maka karuniakanlah daku seorang Mar'atus Shalihah,
Agar daku dan dia bersama-sama membela kemuliaan agama-Mu,
Agar daku dan dia bersama-sama dapat membina kesejahteraan hidup,
Ke jalan yang Engkau ridhai...
Dan karuniakanlah kepadaku keturunan yang shaleh dan shalehah,
Keturunan yang siap menjadi mujahid dan mujahidah,
Keturunan yang berani memperjuangkan Syariah dan Khilafah.
Yaa Allah, yaa Arhamar Rahimiin...
Perkenankanlah...
Kabulkan...
Amiin... Amin...
Yaa Rabbal ‘Alamiin...

Dilema Cinta

Cinta yang cepat timbul dan cepat lenyap,
yaitu cinta yang di dorong oleh kenikmatan.
Cinta yang lama timbul dan cepat lenyap,
yaitu cinta yang didorong oleh kepentingan.
Cinta yang cepat timbul dan lama lenyap,
yaitu cinta yang didorong oleh kebaikan.
Cinta yang lama timbul dan lama lenyap,
yaitu cinta yang didorong oleh kenikmatan, kepentingan, dan kebaikan.
Begitulah pesan Ibnu Hazm kepada kita, sobat Mutiara Hati yang dimuliakan Allah, kenapa kita menutup mata ketika kita bersedih dan menangis? dan ketika kita membayangkan sesuatu? Itu karena hal terindah di dunia ini tidak terlihat. Ketika kita sengaja(tidak) bertemu seseorang yang sanggup mengalihkan dunia kita, kita akan kagum bin takjub padanya serta jatuh ke dalam suatu keanehan yang dinamakan cinta. Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, ada hal-hal yang tidak bisa kita lupakan, dan ada hal-hal yang tidak sanggup kita tinggalkan. Tapi ingatlah, semua ‘hal-hal’ itu belum HALAL bagi kita jikalau masih belum ada ijab-qabul. Mencintai orang yang kita kagumi adalah sebuah kewajaran, TAPI mencintai pasangan hidup kita adalah sebuah kewajiban. Oleh karenanya, segeralah menikah dengan Dia atau nikahilah Dia. Namun, jikalau belum siap, berpalinglah dari Dia. Berpaling bukan akhir sebuah kehidupan, melainkan awal suatu kehidupan yang baru. Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang disakiti, mereka yang telah mencari, mereka yang telah mencoba, dan mereka yang telah berusaha. Karena merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka. Mencintai bukanlah bagaimana kita melupakan, melainkan bagaimana kita memaafkan; Bukanlah bagaimana kita mendengarkan, melainkan bagaimana kita mengerti; Bukanlah apa yang kita lihat, melainkan apa yang kita rasakan; Bukanlah bagaimana kita melepaskan, melainkan bagaimana kita bertahan; dan bukanlah bagaimana kita meninggalkan, melainkan bagaimana kita mengikhlaskan.
Entah bagaimana lika-liku perjalanan kehidupan, kita belajar tentang diri sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada, yang ada hanyalah penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kita buat. Cinta yang agung, adalah ketika kita meneteskan air mata dan masih peduli terhadapnya; adalah ketika dia tidak mempedulikan kita, dan kita masih berharap dan menunggunya dengan setia; adalah ketika dia memilih mencintai orang lain dan kita masih bisa tersenyum seraya berkata ‘Aku turut berbahagia untukmu’. Cinta boleh saja bangga bisa mengalahkan logika, tetapi cinta seringkali harus rela bertekuk lutut di hadapan realita. Kita memang mungkin telah menemukan cinta dan tidak mau kehilangan, tapi ketika cinta itu ‘belum/tidak halal’ dan atau realita yang tidak kita inginkan, kita tidak perlu menghalalkan segala cara, karena yang halal sudah teramat sangat jelas, dan yang haram pun juga teramat sangat jelas. Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang, melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.
Sobat Mutiara Hati yang dimuliakan Allah, kekasih sejati mengerti ketika kita berkata ‘aku lupa…’, menunggu selamanya ketika kita berkata ‘tunggu sebentar’, tetap tinggal ketika kita berkata ‘tinggalkan aku sendiri’, membuka pintu meski kita belum mengetuk dan berkata ‘bolehkah saya masuk?’. Memang… dalam urusan cinta, kita seringkali tersandung oleh realita. Tapi jikalau cinta kita tulus, meskipun kalah oleh realita, kita akan tetap merasa menang hanya karena kita berbahagia dapat mencintai seseorang lebih dari diri kita sendiri. Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang bukan karena orang itu berhenti mencintai kita atau tidak mencintai kita, melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita berpaling darinya, dan yang lebih penting adalah melainkan karena kita menyadari bahwa cinta-Nya jauh lebih agung dari segala jenis cinta. Apabila kita benar-benar mencintai seseorang, berjuanglah atas nama cinta dari Allah, oleh Allah, untuk Allah, dan karena Allah. Itulah cinta sejati.
Namun terkadang, saat kita mengejar seseorang yang kita cintai dengan usaha sepenuh hati, disisi lain kita gagal mengenal dan menghargai seseorang yang diam-diam mencintai kita. Kadang kala, orang yang kita cintai adalah orang yang sering menyakiti hati, sedangkan orang yang menangis kala melihat-mendengar kita terluka/ditimpa bencana adalah cinta yang tidak kita sadari. Kita melewatkan begitu banyak hal-hal indah karena kita membiarkan diri kita diperbudak oleh kepentingan yang egois. Saya pribadi, lebih baik memilih orang yang mencintai saya, daripada saya ngotot mengejar cinta(yang tak pasti) orang yang saya cintai. Saya harap, sobat juga begitu. Cinta itu juga butuh proses, dengan memilih orang yang mencintai kita, lambat laun kita akan mencintainya juga, karena setiap hari kita hanya melihat cahaya Ilahi yang terpancar dalam setiap tingkah dan perilakunya. Senyumnya mampu menyejukkan hati kita, disaat kita membuka pintu rumah dengan lelah setelah seharian menjemput rizeki-Nya. Pakaiannya yang menutup aurat, mampu menentramkan hati kita dikala kita berjalan keluar rumah bersamanya. Semangat juangnya dalam berdakwah, mampu membuat hati kita berdesir bangga, karena dia lah imam yang akan menuntun kita menuju surga-Nya. Pelukannya yang hangat, setelah seharian bergelut di dunia dakwah, membuat kita terasa aman dan senang. Subhanallah… jikalau kita telah merasakan getar-getar cinta itu, menangis syukurlah di Sajadah Kalbu, dan pastikan tetesan air mata yang jatuh menyiram bibit-bibit cinta agar cepat tumbuh dan berbuah. Allahu Akbar wa Lillahilham…
Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustai?
Dengan setetes embun cinta yang kau berikan,
DIA anugerahkan lautan cinta.
Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau ingkari?
Dengan setetes air mata cinta yang kau keluarkan,
DIA titiskan jiwa bidadari surga di dunia.
Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau bohongi?
Dengan setetes keringat cinta yang kau usahakan,
DIA tumbuhkan pohon cinta yang berbuah bahagia.

Waspadalah: antara Cemburu & Iri

Saya yakin semua Insan pernah merasakannya, cemburu dan atau iri. Tapi sayang, yang terjadi dalam banyak anggapan adalah ketidakpedulian kita untuk bisa memahami perbedaan antara cemburu dan iri. Apabila kita tengah meluapkan sifat iri, kebanyakan di antara kita menganggap bahwa luapan emosi itu bernama cemburu. Inilah bentuk kesalahpahaman yang perlu kita luruskan.
Cemburu, betapa emosi ini menjadi salah satu emosi yang paling sering dikambinghitamkan. Ia lebih banyak dianggap sebagai emosi yang buruk daripada yang baik, yang merusak daripada yang membangun, dan yang berbahaya daripada yang menyelamatkan. Padahal, jikalau kita mau membuka-buka tsaqafah islamiyah tentang emosi yang satu ini, akan kita dapati bahwa cemburu itu merupakan emosi yang baik alih-alih yang buruk, yang membangun alih-alih yang merusak, dan yang menyelamatkan alih-alih yang berbahaya (coba tengok lagi sirah nabawi, khususnya kisah tentang rasa cemburu yang dimiliki oleh para Ummul Mukminin). Lawan dari cemburu adalah iri, cemburu dan iri memiliki letupan yang hampir sama, kalau tidak hati-hati sulit dibedakan, tapi keduanya mempunyai sumber khusus masing-masing. Namun satu hal yang pasti, tidak ada satu pun ayat al-Qur'an yang menyebut tentang cemburu, apalagi menjustifikasinya sebagai emosi yang buruk. Sebaliknya, terdapat beberapa ayat yang menyebut tentang emosi yang bernama iri, sekaligus menjustifikasi bahwa iri buruk sifatnya, bahkan kita diwajibkan untuk menghilangkan penyakit hati jenis ini.
Sahabat Mutiara Hati yang dimuliakan Allah, inilah perbedaannya...
Iri merupakan perasaan sosial yang timbul karena keberadaan orang lain, sedangkan cemburu adalah perasaan sosial yang muncul karena kehadiran orang lain. Maksudnya, ketika kita memiliki keinginan tertentu, sedangkan orang lain ternyata telah memiliki apa yang kita inginkan tersebut, lalu muncul perasaan tidak senang dan tidak suka melihat hal itu, maka perasaan ini bukan cemburu melainkan iri. Sebaliknya, ketika apa yang kita miliki itu ternyata ada bersama orang lain, dan oleh karenanya muncul perasaan tidak suka dan tidak senang, maka perasaan ini bukan iri melainkan cemburu.
Misal, apabila pasangan hidup kita tengah berinteraksi dengan lawan jenis lain atau melihat suami lagi bersama istrinya yang lain, dan pada diri kita muncul perasaan tidak senang dan tidak suka, maka perasaan inilah yang disebut cemburu, bukan iri. Namun, apabila kita hidup bersama pasangan hidup kita, dan melihat pasangan hidup yang lain, lalu muncul perasaan tidak suka dan tidak senang, maka perasaan inilah yang disebut iri, bukan cemburu.
Dengan demikian, jikalau kita pernah merasa cemburu dan punya kesulitan bagaimana cara menghilangkannya, maka hati-hati, jangan-jangan itu bukan cemburu tetapi iri. Seharusnya perasaan iri lah yang harus kita buang jauh-jauh dan dijauhi, bukan cemburu. Perasaan cemburu sesungguhnya mengandung kualitas untuk menjaga atau mempertahankan kehormatan dan harga diri, sedangkan perasaan iri muncul dari ambisi ingin memonopoli dan menang sendiri.

SEBUAH KISAH YANG INDAH

-Menjadi orang yang berpikir positif-
Jerry adalah seorang manager restoran di jogjakarta. Dia selalu dalam
semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika
seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, ” Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!”
Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga
mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain.
Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry
adalah karena sikapnya.
Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialaminya.
Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, “Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?” Jerry menjawab, “Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih
dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih
untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya.”
“Tetapi tidak selalu semudah itu,” protesku. “Ya, memang begitu,” kata Jerry, ”
Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan.
Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh
keadaanmu.
Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup.”
Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu
belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata.
Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif,Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut.
Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?” Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.
“Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus
mengunci pintu belakang,” jawab Jerry. “Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup.”
“Apakah kamu tidak takut?” tanyaku. Jerry melanjutkan, “Para ahli
medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata ‘Orang ini akan mati’. Aku tahu aku harus mengambil tindakan.”
“Apa yang kamu lakukan?” tanya saya. “Disana ada suster gemuk yang
bertanya padaku,” kata Jerry. “Dia bertanya apakah aku punya alergi. ‘Ya’ jawabku.
Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, ‘Peluru!’ Ditengah tertawa mereka aku katakan, ‘ Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati’.”
Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena
sikapnya hidupnya yang mengagumkan.
Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.
Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Peristiwa Yang Akan Terjadi Pada Hari Kiamat...

Di Dalam Al-Qur'an, Allah swt. telah menerangkan tentang huru-hara atau peristiwa yang akan terjadi pada hari Kiamat, serta manusia yang akan merasakan ketika terjadinya peristiwa pada hari itu, dimana tidak ada lagi penolong, dan penyesalan dan tobat tidak diterima lagi. Pada hari itu bumi dan langit beserta isinya dihancurkan sebagai tanda permulaan hari yang telah di janjikan Allah swt. yaitu hari kiamat.Melihat peristiwa yang akan terjadi pada hari Kiamatitu, seorang wanita yang hamil keguguran, karena dahsyatnya guncangan-guncangan yang membuat langit dan bumi pecah berkeping-keping, manusia yang ada dibumi keluar dari rumahnya untuk mencari tempat berlindung, tetapi pada hari itu tidak ada lagi yang dapat dijadikan perlindungan, karena bumi telah di hancurkan dan semua manusia yang hidup dan seluruh makhluk akan dibinasakan, sehingga ketika Allah swt, menggantinya dengan bumi dan langit yang lain serta manusia yang telah dibinasakan tadi dibangkitan dari kuburnya atau hidup kembali dan seluruh manusia di giring untuk menghadap Allah swt, untuk dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah diperbuat sewaktu hidup di dunia, manusia yang beriman dan dan bertakwa kepada Allah serta melakukan perbuatan-perbuatan amal saleh akan mendapatkan tempat kembali yang baik sesuai apa yang telah mereka usahakan ketika hidup di dunia, namun sebaliknya bagi orang-orang kafir akan mendapatkan tempat kembali yang paling buruk, yaitu neraka, begitu juga kepada orang-orang mukmin yang melakukan perbuatan dosa, maka sekecil apapun kesalahan itu akan mendapat balasan.

Ketika datangnya hari Kiamat, seluruh manusia seperti anai-anai dan juga mereka seperti orang yang mabuk, sempoyongan mereka kemudian jatuh dan binasa. Allah swt, berfirman tentang guncangan yang akan terjadi pada hari Kiamat di dalam Al-Qur'an yang terdapat pada Surah Al-Hajj ayat 1-2 yang artinya:
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya keguncangan hari Kiamat itu adalah suatu guncangan yang amat besar (dahsyat). Ingatlah pada hari ketika kamu melihat guncangan itu larilah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya."

Adapun peristiwa-peristiwa yang akan terjadi menjelang tibanya hari Kiamat itu adalah,

  • Ketika matahari telah digulung dan suram.

  • Ketika bintang-bintang telah jatuh berhamburan.



  • Ketika gunung-gunung telah dijalankan atau dihilangkan (meletus, hancur).


  • Ketika unta-unta betina yang bunting telah ditinggalkan oleh pemiliknya.


  • Ketika binatang-binatang liar telah dikumpulkan.


  • Ketika lautan telah dinyalakan menjadi lautan api.


  • Ketika nyawa telah diperjodohkan ditemukan kembali dengan tubuhnya.


  • Ketika anak-anak gadis yang dikubur hidup-hidup telah ditanya, karena dosa apakah ia dibunuh.


  • Ketika buku catatan amal telah dibuka, dibeberkan.


  • Ketika langit telah dibuka tabirnya.


  • Ketika neraka Jahim telah dinyalakan apinya.


  • Ketika surga telah didekatkan untuk para calon penghuninya.

  • Selanjutnya Allah swt, memerintahkan kepada malaikat Israfil untuk meniupkan terompet yang pertama sebagai tanda permulaan akan hancurnya segala makhluk yang berada dimuka bumi ini tak satupun yang hidup, kecuali Allah swt. Rasulullah saw, menjelaskan tentang peniupan terompet tersebut dalam hadistnya,
    Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda:
    "Sesungguhnya Allah swt. setelah menciptakan langit dan bumi, maka Dia menciptakan pula terompet. Dan terompet tersebut mempunyai sebelas bundaran, kemudian Allah memberikan terompet tersebut kepada malaikat Israfil, lalu meletakkannya pada mulutnya, sedang pandangannya (matanya) ditujukan memandang ke arsy, sambil menanti kapan dia diperintah."
    Selanjutnya Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah saw: Apakah terompet itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab: Terompet itu seperti tanduk yang besar sekali dan terbuat dari cahaya (Nur). Demi Zat yang telah mengutus aku dengan membawa kebenaran (kata Rasulullah): Sesungguhnya besarnya masing-masing bundaran di dalam terompet itu lebarnya langit dan bumi. Dan terompet tersebut ditiup oleh malaikat Israfil dengan izin Allah sebanyak tiga kali. Tiupan pertama untuk mengejutkan (menakutkan) penduduk bumi, tiupan kedua untuk mematikan (membinasakan) dan tiupan ketiga adalah untuk membangkitkan dalam rangka menghadap kehadirat Allah........."
    Demikianlah keterangan akan peristiwa yang terjadi saat hari Kiamat itu telah tiba, namun bagi orang-orang mukmin dan bertakwa kepada Allah tidak mengalami peristiwa datangnya hari kiamat, karena yang mengalami peristiwa itu hanya orang-orang kafir.
     

    ping.sg - the community meta blog for singapore bloggers
    backlink
    Freelance JobsPowered by

    Selamat Datang Jgn Lupa Comment

    Kumpulan Buku Silakan Di Unduh

    Kalau Pengin Music .. Tinggal Di Klik,,^_^


    MusicPlaylistView Profile
    Create a playlist at MixPod.com