Mengingat Kematian dan Memotivasi Diri untuk Selalu Mengingatnya

Allah SWT berfirman, "Katakanlah, 'Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu.'" (QS. al-Jumu'ah [62]:8)

Ada sebagian manusia yang sangat jarang sekali mengingat kematian. Ketika mengingatnya pun ia membencinya karena ia terlena oleh dunia. Ada pula manusia yang ketika mengingat kematian semakin bertambah takutnya kepada Allah SWT sehingga ia pun bertobat dari sesuatu yang (mungkin) tidak perlu ditobati. Mengingat kematian dapat membuatnya merasa takut, lalu bersiap-siap menghadapinya dengan benar-benar bertobat.

Ada pula orang yang membenci kematian bukan karena ia terlena oleh dunia, namun disebabkan karena sedikitnya bekal yang ia miliki dan tidak adanya persiapan untuk menghadap kepada-Nya, jadi kebenciannya ini bukan karena ia merasa enggan untuk bertemu Allah SWT. Namun tipe semacam ini tidaklah tercela, karena keinginannya untuk hidup adalah demi mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian tersebut, dimana jika bekal yang dimilikinya sudah cukup, ia pun siap untuk menghadapi-Nya.

Sedangkan orang yang dekat dengan Allah SWT selalu ingat kematian karena hal lain adalah waktu bertemunya sang kekasih dengan yang dikasihi (Allah SWT). Pengingatan ini dilakukan supaya janji kekasihnya tidak meleset. Adapun alasan meminta kematian itu bisa ditunda, dapat dilihat pada riwayat Hudzaifah ketika maut hendak menjemputnya, "Sang kekasih telah datang dengan membawa aroma kematian, maka tidak ada gunanya sebuah penyesalan. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa kefakiran itu lebih baik bagiku daripada kekayaan, sakitku lebih baik bagiku dari sehatku dan kematian lebih baik bagiku daripada kehidupan, maka mudahkanlah kematian bagi diriku hingga aku dapat berjumpa dengan-Mu."

Derajat paling tinggi dalam masalah ini adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, tidak memilih untuk tetap hidup atau mati. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang telah mencapai derajat cinta tertinggi, yaitu dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan sehingga ia tidak memilih sesuatu pun bagi dirinya kecuali apa yang telah ditentukan Allah SWT atas dirinya.