Masihkah “Pede”?

Apa kabar sahabat semua…baru kali ini saya bisa kembali bersilaturahim dengan saudaraku kembali, setelah sekian lama segala ide dan hikmah ingin berlarian keluar dari otak yang tak seberapa ini, hal ini karena kuatnya kerangkeng kemalasan yang melanda saya…semoga sahabat, saudaraku semua tidak sampai merasakan hal yang demikian. Sahabat…akhir-akhir ini kita sering kali diberitakan dengan tingkah polah manusia yang kian hari kian semakin narsis, apakah sahabat juga mengalami hal demikian?
Sahabat…ternyata kita masih bisa “pede”, masih bisa bergaya di depan saudara kita sendiri, berlenggak-lenggok bak pragawati yang berjalan di catwalk ataupun berjalan gaya bak pemain sinetron yang penuh dengan contoh tak baik. Padahal sebenarnya itu adalah tak lepas dari kasih sayang Allah, karena Kemuliaan Allah “AS SAATIR”. Karena sebenarnya Allah masihlah menutupi segala kesalahan serta aib-aib kita dihadapan saudara-saudara kita.
Tidakkah kita merasa malu karenanya, sungguh diri ini malu karena terlalu banyak aib yang Allah masih mau menyembunyikannya. Sungguh sekarang masih banyak orang yang senang dengan kesalahan, dan bahkan tak malu menyalahkan kebenaran. Ketika diminta menutup aurat dia dengan bangga akan mengatakan “itu kan hak saya…tubuh..tubuh saya, saya kan harus tampil perfect di hadapan kamera..” masya Allah,,,apakah sebagian kita sudah kehilangan rasa malu…sungguh..orang berzina teruslah di bela mati-matian, namun orang yang ingin melaksanakan ibadah malah di caci bahkan sebelum orang itu hancur maka akan terus datang cacian dan makian serta pandangan sinis hingga hancurnya orang yang melaksanakan sunnah itu tadi.
Sungguh miris sekali melihat kondisi demikian itu, entahlah apakah bangsa ini banyak ditimpa bencana apakah tidak terlepas dari rasa “pede” yang salah?
Sahabat marilah kita sedikit merenung, masihkah kita merasa “pede” dengan melihat aib-aib yang masih Allah sembunyikan? sungguh maaalluuuu…diri ini karena ternyata masihlah banyak aib-aib yang manusia tak tahu, namun demikian kita haruslah “pede” dengan kebenaran yang kan kita lalui, janganlah kita berani menilai keburukan orang sebelum kita menakar keburukan sendiri…pandanglah orang lain itu lebih baik dari kita namun bukan untuk bermaksud rendah diri.
Tetaplah kita berlindung pada Allah yang senantiasa menyembunyikan aib-aib kita, maka sudah sejauh manakah kita senantiasa mendekat padaNya???
Ya Allah…Maha terpuji Engkau yang Maha Mulia, ampuni dan terimalah taubat kami…